Wawancara dengan Ketua PDIP Madina(1), Money Politics di Pileg 2019 “ Semakin Tak Terkendali”

Ketua DPC PDI Perjuangan Kab.Madina Iskandar Hasibuan

MASYARAKAT di 23 Kecamatan se Mandailing Natal, sampai sekarang  menjadi semakin terbiasa dengan praktik Money Politics dengan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah secara langsung. Dalam pemilu legislatif di Tahun 2019 mendatang, Money Politics dapat dipastikan akan menjadi semakin tak terkendali. Sebab akan ada banyak calon anggota DPRD yang berkompetisi untuk memperebutkan dukungan rakyat. Karakter rakyat yang kian pragmatis akan dilihat oleh para politikus sebagai peluang untuk memenangkan kompetisi dengan cara menyebar uang.

Sebagai Ketua PDIP Madina, apa pandangan anda terhadap Money Politics..?

  • Saya pikir Money Politics itu bagi kita sekarang sudah sulit membentenginya, sebab masyarakat sampai sekarang kalau dimusim pilkada/pileg ketika kita melakukan sosialisasi kepada pemilih yang ditanya “ Ada mainnya, Kalau Tidak Ada mendingan ke sawah kita” ini faktor yang telah membuatnya sulit melakukan pemberantasannya.

Panwas disetiap Desa/Kelurahan ada….?

  • Kata siapa, kalau memang ada Panwas, PPL serta pemantau tentu yang duduk di Gedung DPRD Madina, bukan itu-itu saja orangnya,pasti sudah berobah setiap priodenya, saya bukan mengukur rezeky wakil rakyat, sudah jelas-jelas tidak ada berbuat untuk memperjuangkan asfirasi rakyat, kenapa masih saja terpilih, makanya Money Politics itu nampak, tapi membutikannya untuk sampai ke Pengadilan belum ada yang mampu, jadi tidak usah kita cerita banyak tentang Panwas.

Banyak Warga Sekarang Membuat Forum atau langkah Menyetop Money Politics..?

  • Baguslah kalau mereka sepakat, saya sangat tidak yakin soal stop menyetop Money Politics dan akan melahirkan Wakil Rakyat dari Desa/Kelurahan seperti yang anda bilang, karena sejak dulu juga begitu sebelum hari “H” Pileg, tapi nyatanya hanya dengan Rp 100.000,-/pemilih sudah buyar rencana itu.
  • Contoh, Kelurahan Simangambat, Desa Tanggabosi, Kelurahan Siabu, Desa Bonan Dolok adalah sebahagian jumlah pemilihnya di Dapil V Madina yang jumlah penduduknya banyak, tapi tidak mampu melahirkan seorang wakil rakyat, inikan karena mendekati Pileg nya sekarang, jadi wakil rakyat sekarang dijatuhkan, kalau nanti ditabur uang akan kembali wangi ditengah – tengah masyarakat, pokoknya saya tidak yakin.

Masih Bisa Dibentengi Money Politics itu…?

  • Kalau soal masihnya itu, jelas masih bisa, tetapi tunggu dulu habis dua(2) generasi, sebab masyarakat dan Parpol yang mengutus wakilnya bukan memakai seleksi khusus, artinya terkadang Pimpinan Parpol ataupun Pengurus Parpol mencari calon wakil rakyat yang punya uang, soal kualitas nanti dulu.
  • Buktinya, DPRD Madina setiap tahunnya melakukan Bimbingan Tehnik 5- 8 kali setahun, kalau lima(5) tahun kita buat dulu X 8 sudah 40 x Bimtek, tentu wakil rakyat kita sudah hebat sekali untuk menjabarkannya di DPRD agar asfirasi rakyat dapat diperjuangkan, nyatanya banyak rakyat yang mengeluh tentang kinerja dewan kita.( Bersambung Tiap Hari)

 

 

 

 

 

Admin : Siti Putriani Lubis

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.