PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM) Merpati Putih Tabagsel, Khairunnisyah mengutarakan sudah 7 Tahun lebih, pihak Polres Mandailing Natal, belum mampu Menangkap Pelaku Pembunuhan terhadap Ali Silalahi ( Mr.X ) yang ditemukan Warga, Jumat( 21/4 – 2017) Mengambang di Aek Batang Natal, Desa Lancat Kecamatan Linggabayu.
” Mungkin warga dan Polisi sudah lupa Peristiwa Penemuan Mayat Mr.X ( Ali Silalahi) Tahun 2017 lalu, tetapi kita masih ingat betul, tolong Tangkap Pak.Polisi, ” Ujar Ketua LSM.Merpati Putih Tabagsel, Selasa(13/8) malam di Panyabungan, saat bertolak ke Kota Medan.
Berdasarkan keterangan keluarga kepada Wartawan waktu penemuan Mr.X, bahwa mayat yg ditemukan di DAS Batang Natal di Desa Lancat Kecamatan Linggabayu adalah keluarga mereka Ali Silalahi yang telah satu minggu menghilang.
Informasi yang dikutif Redaksi dari JPNN.Com, bahwa Sesosok mayat laki-laki yang ditemukan tewas secara mengenaskan di Sungai Batang Natal, Desa Lancat, Kecamatan Lingga Bayu, Mandailing Natal, Sumut, Jumat (21/4) lalu, diduga bernama Ali Silalahi.
Itu setelah adanya laporan salah satu warga Sinunukan III bernama Hj Lina kehilangan adiknya sejak Sabtu (15/4) lalu.
Menurut Ketua IPK Sinunukan, Hairul Hasibuan, mayat yang ditemukan tersebut diduga korban pembunuhan. Itu ditandai hilangnya satu bola mata.
Hairul mengatakan dari keterangan Hj Lina, Ali berangkat, Jumat (14/4) bersama temannya Arif menuju Panyabungan berjumpa dengan teman mereka yakni Freddy dan Hendra Hasibuan.
“Kami meminta Polres Mandailing Natal mengusut tuntas penemuan mayat tersebut. Sebab diduga ada kejanggalan pada tubuh korban dimana di beberapa bagian tubuh korban terdapat luka memar.
Mayat tersebut juga tidak menunjukkan korban hanyut atau tenggelam. Oleh karena itu kami bersama keluarga meminta pihak berwajib dapat mengungkap identitas korban dan penyebab kematian,” kata tokoh pemuda Sinunukan yang mengenal Ali Silalahi.
Hj Lina mengungkap, dugaannya mayat Mr X yang ditemukan di tengah sungai Batang Natal merupakan adiknya.
“Saya yakin dari warna kulit dan bentuk postur tangan dan kakinya, adik saya itu putih dan tinggi, jari tangan dan kakinya terlihat panjang di bagian ruasnya,” ungkap wanita itu.
Keterangan Hendra Hasibuan, teman Ali yang ditemui Hairul dan Hj Lina, pada Jumat (14/4) pekan lalu, Ali Silalahi (40) warga Desa Sinunukan III, Kecamatan Sinunukan bersama dengan temannya, Arif menuju Panyabungan.
Sedianya mereka mengendarai Kawasaki KLX ke Panyabungan untuk menjumpai dan membawa kelengkapan berkas.
Di mana, teman lainnya yakni Fredy dan Hendra kekurangan berkas saat hendak meminjam uang di satu bank swasta.
Selama 3 hari, hingga Minggu (16/4) keempat sekawan ini berada di Panyabungan.
Kembali ke Sinunukan, Fredy dan Arif menggunakan mobil dan Ali bersama Hendra Hasibuan menggunakan KLX.
Dini hari pada Senin (17/4), pengakuan Hendra kepada keluarga yang saat ini sudah hilang kontak, mereka berdua sempat singgah dan masuk ke Sarang Walet di sekitaran Simpang Gambir.
Setelah kehilangan anggota keluarga dan menduga ada keterkaitannya dengan penemuan mayat laki-laki, Hj Lina dan keluarga melapor ke pos di SPKT Polres Madina.
Hj Lina membuat pelaporan ditemani istri Ali Silalahi (40) anggota keluarga yang hilang, Lilis Ernawati (23).
Pukul 17.00 WIB, Minggu (24/4), mereka mendatangi Markas Polisi di Jalan Bhayangkara, Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara itu. Namun mereka ditolak dan diarahkan untuk ke Polsek Linggabayu.
Tak putus asa, Hj Lina untuk kedua kalinya pada malam pukul 21.30 WIB, kembali mengunjungi dan mendatangi SPKT untuk membuat pelaporan kehilangan anggota keluarga.
Sebab, sudah 10 hari terakhir adiknya Ali Silalahi tak kembali. Tetapi polisi kembali menolak mereka.
Polisi yang berjaga di SPKT menolak membuat laporan kehilangan adik Hj Lina. Alasannya, keluarga hatus memastikan lebih dahulu mayat Mr- X tersebut adalah benar anggota keluarga mereka yang hilang.
Akhirnya, Hj Lina, Lilis dan Rohandan pulang dan berencana membuat pelaporan kehilangan di Polsek Sinunukan, sebab domisili mereka berada di Sinunukan.
Hj Lina, Rohandan dan Lilis Ernawati akan melakukan tes DNA untuk memastikan hal itu.
Mereka berencana berangkat ke Kota Medan dengan tujuan RS Bhayangkara sebagai tempat otopsi dan visum mayat itu, untuk mencocokkan DNA.Meskipun tanpa rekomendasi kepolisian.
Kapolres Madina, AKBP Rudi Rifani mengatakan, ia telah memerintahkan pada Kapolsek di Batahan untuk menemui keluarga yang kehilangan tersebut.
Meski pihaknya belum bisa memastikan mayat laki-laki itu korban pembunuhan atau bukan.
(Mayat) di Medan, kita kan harus mengungkap penyebab kematian korban, identitas korban.
Karena ahli kita di sini nggak ada. Nah itu tadi, sama Kapolsek saya sudah perintahkan Kapolsek Batahan untuk menemui keluarganya bawa ke Polres.
Nanti kita bawa ke sana, kita cek di sana DNA-nya sesuai nggak, karena kondisi secara fisik kadang-kadang nggak begitu akurat,” terangnya, Selasa (25/4).
Istri Ali, Lilis menambahkan, pada Sabtu malam, suaminya masih sempat memberikan kabar dan menyebut akan terlambat pulang.
“Kami ada masalah dengan Freddy ini. Kemungkinan Subuh kami baru sampai. Itu kabar dia malam Minggunya,” ucap wanita yang dikaruniai satu anak dari pernikahannya itu. (san/mt/smg/Red)
Sumber : JPNN.Com
Admin. : Iskandar Hasibuan.