Apakah PPL ini berbohong? Atau tak berbohong? Atau keliru? Atau si wartawan yang salah ketik angka?
Disebut berbohong, Petugas Penyuluh Lapangan tentunya tak boleh berbohong. Apalagi ini menyangkut produksi padi.
Disebut tak berbohong, tak mungkin varietas Ciherang mampu memproduksi gabah begitu tinggi.
Apakah produksi padi varietas Ciherang benar 70 ton per hektar di Desa Padang Bulan, Kecamatan Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara itu benar?
Angka itu disebutkan seorang PPL yang dipublikasi satu media massa yang berbasis di Mandailing Natal.
Angka itu muncul ketika petani memanen padi Ciherang di desa itu pada Rabu 17 Pebruari 2021.
Mungkinkah si PPL seberani itu?
Yang jelas, pernyataan PPL ini terlanjur viral di facebook. Yang dimulai oleh akun Sulhan Nst. Yang menuai komentar-komentar kontroversial.
Para pemulia yang terdiri 5 ahli yakni Tarjat T, Z. A. Simunallang, E. Sumadi serta Aan A. Daradjat saja belum pernah berani menyebut Ciherang mampu menghasilkan 70 ton per hektar.
Bahkan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia hanya berani menyebut angka 5 sampai 8,5 ton per hektar dari varietas Ciherang.
Mungkinkah si PPL di Kotanopan itu keliru angka?
Jika benar 70 ton per hektar, tentu Mandailing Natal sudah berada di ranking atas dari yang teratas swasembada gabah padi di Indonesia atau di planet bumi.
Ini menyangkut data statistik. Jika Dinas Pertanian Mandailing Natal menjadikan angka ini sebagai data produksi gabah daerah. Atau jika BPS memasukkan angka versi PPL ini di “Madina Dalam Angka”.
Saya belum pernah mendengar produksi gabah padi di Indonesia sebesar 70 ton perhektar. Dari variaetas manapun.
Bahkan varietas IF8 hingga IF16 yang fenomenal itu hanya mampu memproduksi rata-rata 14 ton per hektar.
Sebaiknya Dinas Pertanian Mandailing Natal mengecek data sebenar panen padi di Desa Padang Bulan itu.***
Admin : Iskandar Hasibuan