Atika Seperti ” Petarung Terahir “di Mandailing Natal (2)

…Sambungan Edisi 1..

Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utanmi Nasution

Kurang lebih begitu pandangan publik terhadap Atika. Ia, sisi lain dari Sukheri, orang yang diharapkan akan mampu mengubah Mandailing Natal dalam waktu singkat.

Pertama, ia perempuan. Sentuhannya atas berbagai masalah pasti berbeda. Kalau laki-laki melihat masalah selalu dalam view besar, perempuan bisa lebih detail. Perempuan terlatih dalam hal-hal remeh, seperti ibu kita.

Kedua, ia akademisi. Basic keilmuannya ekonomi. Apalagi ia lulusan Australia. Setidaknya memiliki referensi yang banyak soal pembangunan ekonomi di kawasan tertinggal.

Baik soal kebijakan ekonomi makro, bagaimana mendorong investasi, pertumbuhan, pemerataan, PAD, sektor ril, dan seterusnya.

Ia tentu memiliki beberapa studi kasus yang relevan dengan kontekstualitas Mandailing Natal.

Ketiga, ia bukan anggota partai. Tingkat partisannya rendah. Ia seharusnya bebas dari berbagai tekanan kebijakan partai.

Akademisi seharusnya kemandiriannya besar. Biasa berpikir sendiri, selektif melihat masalah, jernih berpikir.

Akademisi juga seharusnya bisa merumuskan kecenderungan tertentu, memilih banyak pendekatan masalah, dan merumuskan solusi dengan tingkat resiko yang paling rendah.

Sebaliknya, mereka cenderung lamban kesannya. Juga terlalu berhati-hati. Banyak mendengarkan, banyak memanfaatkan berbagai sudut pandang lain atas satu persoalan.( Bersambung Terus )

 

Admin : Iskandar Hasibuan,SE.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.