MUMPUNG Belum terlambat, jika Sukhairi -Atika sudah dilantik untuk menjadi Bupati -Wakil Bupati Mandailing Natal, sebaiknya memanfaatkan anggaran Dana Desa (DD) yang jumlahnya ratusan milyar rupiah untuk membudidayakan Tanaman Holtikultura disetiap desa.
Karena, salah satu tujuan utama dari digulirkannya program Dana Desa adalah untuk meningkatkan/membangkitkan ekonomi rakyat disetiap desa, bukan hanya untuk pembangunan fisik yang tidak jelas manfaatnya seperti selama ini.
Serta, bukan hanya untuk Bimtek,Pengadaan Lampu yang tahannya hanya beberapa bulan, juga bukan untuk pembeli buku perpustakaan dan bukan hanya pemberdayaan yang tidak jelas barang dan tujuannya.
Mungkin kita ingat dengan Pjs.Bupati Madina Ir.H.Dahler Lubis yang menggulirkan dana APBD Sumut untuk Bibit Bawang Merah, Kentang dan Cabe merah, sangat berhasil programnya untuk menjadikan Mandailing Natal,sebagai Swasembada Bawang Merah.
Lalu, kenapa 377 Kepala Desa tidak mempunyai niat untuk membudidayakan Tanaman Holtikultura..? Apa karena kurang banyak uang masuknya,atau karena sulit mempraktekkannya ataupun mewujudkannya, entahlah, hanya Kades yang bisa menjawabnya dengan benar.
Jujur kita, ayo kita “Seminarkan ” kenapa sampai sekarang belum ada desa di Mandailing Natal yang benar -benar mempunyai PAD Murni atau PAD yang sumbernya dananya yang berawal dari Dana Desa..? Siapa yang salah, siapa yang dipersalahkan, juga hanya Kades yang bisa menjawabnya.
Kembali ke Bawang Merah, jika ada Tanaman Bawang Merah disetiap desa yang arealnya layak untuk tanam bawang,tentu dapat dipastikan harga bawang di Panyabungan akan murah dan setiap KK juga akan membeli bawang dengan murah.
Serta di Kecamatan Siabu setiap desa ada menanam Cabe Merah, sudah tentu warga Kec.Siabu harus belanja bawang ke Panyabungan dan warga Panyabungan beli cabe ke Siabu, bukan kita harus menunggu Cabe merah dari Siborong -borong atau harus menunggu bawang merah dari Brebes seperti selama ini.
Keadaan yang sama jika Kol dan Sawi atau Wartel dari Kecamatan Kotanopan dan Kentang,Tomat, Daun Seledri dan Cabe di Kecamatan Puncak Sorik Marapi yang semua anggarannya diambil dari Dana Desa, tentu Mandailing Natal akan jauh berbeda ekonominya dari keadaan yang lalu.
Mungkinkah itu terwujud..? Kenapa tidak, sepanjang Bupati/Wakil Bupati Madina priode 2021 -2024 mau MEMBINA dan MENGARAHKAN Kepala Desa,bukan seperti selama ini yang ” Dibiarkan ” bagai ayam yang kehilangan induknya.
Hemat Penulis, kita tidak boleh MENYALAHKAN Kepala Desa saja, kades hanya korban proses ” Pembiaran dan Program Latah ” yang hanya menguntungkan pihak -pihak yang ” MENJUAL ” nama baik Aparat Penegak Hukum ( APH).
Contoh, BIMTEK, bukan tidak perlu, sangat Perlu sekali, tapi bukan Lepas Rodi, karena sekarang ini era IT, semua bisa dibuka di Mbah Goegle, jadi ngak harus Bimtek, jangankan materi Bimtek, mau apa saja kita sekarang sudah disediakan Mbah Goegle.
Tapi, pembinaan dari Bupati/Wakil Bupati dan 40 anggota DPRD SANGAT -SANGAT diperlukan sekali ( Bersambung Terus)
Foto diambil dari berbagai sumber di Goegle.
Admin : Iskandar Hasibuan