
SEPERTI Menara, menjulang ke sebuah ketinggian. Semua orang boleh menatap dari jauh, melihat lebih dekat, mencermati dengan teliti dan mengkritisi dari berbagai segi.
Begitulah Erwin Effendi Lubis, SH. Sebagai sebuah bangunan karakter personal. Setelah bertarung dan terus bertarung hingga tiba pada etape kesekian.
Wajar saja, jika kemudian dia mendapat mandat untuk menjabat sebagai Anggota DPRD Madina pada periode 2009-20014 dari Partai Demokrasi Kebangsaan.
Pun pada 2014-2019, tetap jadi Anggota Dewan dari Partai Gerindra. Dalam waktu berjalan, mantan Ketua Ikatan Pemuda Indonesia Kabupaten Mandailing Natal ini pun dapat kesempatan memimpin Partai Gerindra Mandailing Natal.

Lalu, pada Pileg 2019-2024, berhasil membawa gerbongnya meraih 7 kursi (terbanyak) di DPRD Madina.
Maka, tokoh muda ini pun menduduki kursi Ketua DPRD Madina. Siapa tahu, adalah yang bertanya sesuai angle yang tampak: “The Next Song? ”
Kini, putra asli Gunungtua Raya ini harus mengidentifikasi dirinya dengan lembaga yang dipimpinnya.
Lembaga terhormat, tempat orang-orang bermartabat. Menjadi sebuah simbol: partai, demokrasi dan rakyat.
Lalu, karena dukungan rakyat juga, dia sudah berada di posisi lebih tinggi. Di sebuah tempat bergengsi dan bermarwah yang bernarasi tentang satu hal.
Satu posisi yang memaparkan sebuah angle harapan, yaitu: Mandailing Natal yang lebih baik.
Tidak mudah untuk sampai pada titik ‘episentrum’ seperti ini. Bukan perkara mudah untuk hadir di saat yang monumental ini.
Ada banyak potongan cerita tentang perjuangan, rasa pahit, getir, sedih dan pilu yang kadang bagai tak berujung.
Bahkan, walau sudah berlalu, kadang masih menyisakan memori yang traumatik. Di situ, ada lagi bagian yang harus dibungkus karena bercampur dengan rasa malu. Berbaur dengan rahasia dan misteri.
Tapi, di sisi rakyat, sering kali romantisme dan heroisme seperti itu tak begitu penting.
Karena yang sedang genting adalah perasaan, tatapan dan harapan. Yang mendesak adalah bayangan perspektif dan lukisan yang realistik tentang makan siang ini setelah berulang kali terpaksa melewatkan sarapan pagi.
Memang, seolah semunya melejit begitu saja di depan mata: Erwin, Gerindra dan Demokrasi sudah menyatu mengikuti partitur lagu kebanggaan: “Hiduplah Indonesia Raya….”
Hari ini, padahal, anak tertua dari Irsan Lubis, seorang supir truk, itu harus menjawab pertanyaan tentang seperti apa terobosan fraksi, greget Partai Gerindra meng-agregasi aspirasi masyarakat.
Kini, dia pun harus bisa bercerita tentang bagaimana lembaga DPRD Madina harus mampu membaca, mengimbangi dan menyambangi kinerja Pemkab Madina.
Di kekinian, seolah-olah semua capaian itu dia raih dengan mudah saja. Seakan tanpa keringat, darah dan bahkan air mata.
Banyak orang yang begitu terpesona, seakan menduga, semua capaian itu akan diam di dalam genggamannya.
Padahal, visi itu tak pernah berhenti. Tetap meruncing untuk mengabdi sepenuh hati pada negeri.
Baginya, itulah janji yang sudah terpatri pada diri sendiri. Itulah sejatinya Erwin Effendi Lubis.( Bersambung Tiap Hari)
Admin : Iskandar Hasibuan.