Bung Hatta Menangis
Bung Karno sempat siuman dan menyapa Bung Hatta dan Wangsa dengan perlahan. Mereka tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan sedikit tersenyum menghibur membalas ucapan Bung Karno. Saat itu, Bung Hatta tidak mampu membendung perasaannya. Dia menangis juga.
Itu menjadi pertemuan terakhir antara kedua Bapak Bangsa yang mendapat julukan “Dwi Tunggal” itu.
Kesehatan Bung Karno sudah memburuk sejak Agustus 1965. Bahkan, dia sempat dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria, pada 1961 dan 1964.
Ir. Soekarno masih bertahan selama lima tahun sebelum akhirnya meninggal pada Ahad 21 Juni 1970. Jenazah Sukarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki Ratna Sari Dewi, istrinya asal Jepang.
Walaupun Sukarno pernah meminta agar dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, pemerintahan Presiden Soeharto justru memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman peristirahatan terakhir Soekarno. Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI Nomor 44/1970.
Saat itu, mobil jenazah harus berjalan perlahan-lahan dari Wisma Yaso (lima kilometer dari RSPAD) menuju bandara yang jaraknya belasan kilometer. Sebelumnya, harus jenazah Bung Karno melewati barisan ribuan massa yang tak sedikit menangis.
Selanjutnya, jenazah Soekarno dibawa ke Blitar dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya. Upacara pemakaman Sukarno dipimpin Panglima ABRI Jenderal M Panggabean sebagai inspektur upacara. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.
Wisata Sejarah Ende
Untuk senantiasa memaknai kejadian-kejadian besar yang terjadi di dalam, seperti ditulis Kompas.com (03/06/2017), Pemkab Ende sudah mengemas satu agenda wisata sejarah bertitel “Bulan Soekarno”. Acara ini akan digelar di Ende pada 1-21 Juni 2017 dengan harapan menguatnya rasa petritsme dan nasionalisme generasi penerus bangsa.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengatakan, kegiatan itu ingin menunjukkan kepada masyarakat, negara Indonesia dibangun dengan susah payah oleh para pendiri.
“Para pendahulu telah berjuang dengan keringat, darah, dan air mata untuk menyatukan seluruh elemen bangsa dari Sabang sampai Marauke,” katanya saat dihubungi di Kupang, seperti ditulis Kompas.com edisi 03/06/2017.
Intinya, ada tiga tanggal istimewa yang ditonjolkan dalam Bulan Soekarno, yakni 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, karena ilham tentang Pancasila didapatkan Soekarno pada masa pengasingan di Ende (1934-1938). Lalu, 6 Juni merupakan hari lahir Soekarno, serta 21 Juni tercatat sebagai hari wafatnya.
Menurut Marius Ardu Jelamu, keistimewaan Bulan Sokarno ini akan dimunculkan dalam agenda wisata yang akan digelar secara reguler setiap tahun. Ini, katanya, menjadi penegasan kembali tentang
semangat persatuan dalam bingkai NKRI dan ideologi Pancasila yang sudah final bagi Bangsa Indonesia.
Marius Ardu Jelamu juga menyebutkan, seperti ditulis Kompas.com (edisi Rabu, 17 Mei 2017, agenda wisata bertema sejarah “Bulan Soekarno” (Soekarno Month) yang digelar sejak 1 Juni 2017 di Kabupaten Ende, NTT mengundang seluruh keluarga Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno.
Bukan hanya itu, dia juga mengungkapkan, Presiden Jokowi dan semua menteri juga diundang untuk menghadiri Soekarno Month. Kegiatan ini berlangsung di Ende dari 1-21 Juni 2017. Selama satu bulan penuh, semua kegiatan OPD Provinsi NTT dan OPD Kabupaten Ende akan dipusatkan di Kabupaten Ende.(Bersambung ).
Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md