Umat Muslim dunia kembali dihadapkan pada ujian berat, yaitu terjadinya pembantaian dan kekerasan terhadap muslim Rohingya di negara Myanmar. Rumah mereka dibakar hingga hangus, mereka harus angkat kaki dari Negara itu menuju Negara-negara Asia yang mau menampung mereka sebagai pengungsi.
Sejauh mana pula ujian itu mampu dijawab umat Islam, terutama pemimpin negara-negara muslim. Mampukah negara-negara muslim memberikan tekanan politik kepada Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan pengusiran Muslim Rohingya?
Sebagai rakyat, kita umat Islam di Indonesia hanya mampu mendesak pemerintah RI untuk menyelamatkan muslim Rohigya dengan kekuatan diplomasi dan tekanan. Lebih dari itu, Muslim Indonesia juga harus mendesak pemerintah RI untuk mengajukan kepada PBB mengirim militer multinasional ke Myamar untuk melindungi muslim Rohingya.
Selain daripada itu, umat Islam di Indonesia juga dihimbau menyumbangkan dana semampunya untuk disalurkan kepada muslim Rohingya yang kini masih terlunta-lunta, kelaparan, kedinginan di laokasi-lokasi pengungsian.
Pun, juga kita Umat Islam di Indonesia harus pula mendesak pemerintah RI untuk memberikan tempat pengungsian muslim Rohingya di Indonesia.
Sejalan dengan itu, di Madina, seribuan kaum muslim telah melakukan unjukrasa ke DPRD Madina, Rabu (6/9), sebagai bentuk solidaritas kepada muslim Rohingya.
Aksi dimulai dari pelataran parkir masjid agung Nur Ala Nur dan berjalan kaki menuju gedung DPRD Mandailing Natal.
Aksi dengan tema Solidaritas Kemanusian Untuk Rohingya ini merupakan massa gabungan 5 organisasi, yakni Laskar Aswaja, Gerakan Pemuda Ansor, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama serta Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
Massa mengecam segala tindakan kekerasan terhadap muslim Rohingya. Mendesak seluruh kepala negara dan pemimpin negara di dunia memberikan tekanan kepada pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan terhadap kaum Rohingya.
Dalam orasi-orasi yang dicuatkan, pengunjukrasa menyatakan bahwa nasib yang dialami muslim Rohongya adalah sebuah bentuk kejahatan kemanusiaan dari pemerintah Myanmar.
Menyaksikan dan mencermati kekejaman yang dilakukan oleh militer Myammar kepada muslim Rohingya di sebelah utara Negara Bagian Rakhine, maka pengunjukrasa menegaskan :
Mengecam segala tindakan kekerasan yang mencederai nilai kemanusiaan terhadap muslim Rohingya.
- Mengajak seluruh kepala negara dan pemimpin negara di dunia untuk pro-aktif melawan segala bentuk kekerasan dan harus dilawan sekuat tenaga guna menciptakan upaya perdamaian dan harmoni.
- Mengajak seluruh umat sedunia untuk terus menggalang solidaritas kemanusiaan untuk menciptakan perdamaian bagi segala bangsa.
- Mendesak pihak-pihak terkait, terutama kepada komunitas internasional dan PBB untuk segera mengambil langkah nyata dalam peristiwa kekerasan terhadap muslim Rohingya yang terjadi di Myammar.
- Mendesak ASEAN untuk mengambil sikap dan langkah konkrit, khususnya pada pemerintah Myammar agar segera mengakui status kewarganegaraan muslim Rohingya.
- Mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah diplomasi bagi terwujudnya penghormatan atas hak azsi manusia di Myammar.
- Meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat agar menerima pengungsi Rohingya untuk sementara waktu sambil menunggu langkah-langkah diplomatik terhadap pemrintah Myammar.
- Memita kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mandailing Natal untuk menyampaikan kepada DPRD Sumut, DPR RI supaya mendesak pemerintah pusat agar lebih keras dan tegas bersikap terhadap pemerintah Myanmar.
Sementara itu, DPRD Madina dalam pernyataan di hadapan pengunjukrasa menyatakan dukacita yang sedalam-dalamnya atas penderitaan saudara-saudara muslim di Rohingya.
DPRD menyatakan bahwa rasa sakit yang diderita muslim Rohingya merupakan rasa sakit kaum muslim Madina.
DPRD Madina secepatnya menyampaikan tuntutan pengunjukrasa kepada DPRD Sumut, DPRD Provisni dan pemerintah RI di Jakarta.
Sementara itu, ketua Fraksi PKB, Hj. Riadoh Rangkuti di hadapan pengunjukrasa menyatakan perlunya muslim di Madina dan internasional untuk bersama-sama membantu warga muslim Rohingya.
Sekda Madina, Syafe’i Lubis yang hadir di hadapan pengunjukrasa menyatakan bahwa pemerintah Kabupaten Mandailing Natal akan menindaklanjuti tuntutan massa kepada pemerintah Provinsi Sumut dan pemerintah Indonesia di Jakarta. (tim)
Admin : Dina Sukandar Hasibuan