Namanya Nenek Hadira (73) dan cucunya Fian (. Fian adalah cucu satu satunya yang di miliki nenek dan saat ini duduk di bangkus kelas 1 sekolah dasar.
Ayahnya sudah meninggal saat 4 tahun yang lalu, sedangkan ibunya pergi merantau entah kemana saat Fian berusia 5 tahun.
Kini Nenek Hadira menghidupi cucunya dari hasil menjual kerupuk milik orang setiap harinya.
Nenek Hadira ketika berjualan kerupuk berkeliling sejauh 2-3 KM bersama cucunya Fian, karena kondisi Nenek Hadira yang terpaksa harus berjualan demi kebutuhan sehari-hari iya rela berjalan kaki menggunakan tongkat sambil menggandeng tangan cucu nya, saat berjualan Sang cucu menuntun Nenek Hadira sebagai petunjuk jalan Sang Nenek sambil berteriak
“Keerrruuupppuuukkk….Kerupukkkk”
Kerupuk yang Nenek Hadira jual adalah milik orang lain dimana dalam 1 kerupuk seharga Rp. 1.000 rupiah dan Nenek mendapatkan upah Rp. 500 rupiah pada setiap kerupuk yang laku terjual.
Jadi dari hasil berjualan kerupuk Nenek Hadira dan cucu biasanya mendapatkan upah Rp. 5.000-Rp. 10.000, dengan hasil itu untuk menyambung hidup, Nenek Hadira membelikannya beras ¼ liter Rp.3.000 dan Rp. 2.000 ia simpan untuk bayar listrik Rp. 50.000/bulan dan keperluan sekolah cucunya.
Tapi jualan nya sering tidak laku karena banyak yang tak suka mengkonsumsi kerupuk seperti itu, Kalo dagangan kerupuk Nenek Hadira tidak laku, nenek Hadira dan cucunya tidak bisa makan, oleh karenanya Nenek Hadira Cerita kalo tidak dapat hasil ia dan cucu hanya minum air putih sampai kenyang.
Sering kali Nenek Hadira dan cucu jika tidak memiliki uang ia hanya bisa makan bubur atau menunggu pemberian dari tetangganya
“Nenek sedih nak, kalau Cuma harus minum air putih sampai kenyang, padahal cucu nenek harusnya dapat gizi yang bagus”
Nenek Hadira setiap hari berkeliling berjualan kerupuk mulai pukul 07.00-10.00 (selesai sebelum cucunya berangkat sekolah pukul 10.30)
Saat ini Nenek Hadira dan cucunya tinggal bersama anak nya yang sedang buta dan stroke di sebuah rumah dinding terbuat dari seng bekas dengan ukuran 4 x 5 m2 dengan lantai yang masih berupa tanah.
Suami Nenek Hadira sudah meninggal sejak 20 tahun yang lalu, Nenek Hadira tidak mempunyai keluarga terdekat, pemerintah setempat pun sangat peduli melihat kondisi nenek Hadira dengan usianya sudah parubaya harus berjuang demi kehidupan cucunya saat ini.( Isk).
Sumber Berita : Facebook Majlis Siroh.
Admin : Iskandar Hasibuan