MASYARAKAT Kabupaten Mandailing Natal Provonsi Sumatera Utara, sekarang ini hampir setiap hari membicarakan Kopi Mandailing, tetapi kita harus mengakui dengan jujur bahwa untuk komsumsi Kopi hingga sekarang ini masyarakat masih menggunakan Kopi dari Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
Artinya, kita tidak usah muluk- muluk dulu, silakan Survey di 404 Desa/Kelurahan atau di 23 Kecamatan se- Kabupaten Mandailing Natal, khusus Kebutuhan Kopi di Kedai Kopi masih di kuasai oleh Kopi dari Pasaman Sumatera Barat.
” Kita belum mampu menutupi Kopi untuk kebutuhan masyarakat di Kedai Kopi se- Mandailing Natal, apalagi untuk menutupi Kopi ke daerah lain, ” Ujar pemerhati Kopi Madina Latif Lubis, Kamis pagi(26/8) di Kantin DPRD Madina saat bincang – bincang soal Kopi Mandailing di Panyabungan
Kata Latif, kelihatannnya memang sepele kebutuhan itu, jika ada 2.000 Kedai Kopi di Kab Madina, kita buat dulu 1 Kg bubuk Kopi setiap Kedai Kopi 1 minggu, sudah 2.000 Kg bubuk Kopi 1 minggu untuk daerah kita harus ada.
Berarti setiap Kedai Kopi kita buat 1 Bulan sebanyak 4 Kg x 2.000 Kedai Kopi, berarti sudah 8.000 Kg x Rp 44.000/Kg Rp 352.000.000,- setiap bulan uang kita berangkat ke Pasaman,kalau 1 tahun mau tau jumlahnya, kalikan sendiri saja, itu baru khusus Kopi yg kita ributkan saat ini.
Menurut saya, jika kita mau memikirkan khusus Kebutuhan Kopi di Kedai Kopi saja dulu saat ini sudah hebat kita, ngak usah mau kemana – mana dulu, kita kuasai saja dulu Pasar Kopi di 404 Desa/Kelurahan, sudah hebat.
Kata Latif Lubis ” Niat Kita ” yang harus kita perbaiki, ada Niat memperbaiki atau menguasai Pasar, ayo kita Tingkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Petani Kopi, atau wajibkan setiap KK se – Mandailing Natal menanam Kopi 2 Batang saja sudah berapa Pohon Kopi kita di Mandailing Natal nanti.(Bersambung Terus)
Admin ; Iskandar Hasibuan.