GUYURAN Hujan yang melanda wilayah Kabupaten Mandailing Natal,Jumat 02 Nopember 2018 membuat beberapa Sungai(Aek) dan anak Sungai diberbagai desa dan kecamatan meluap dan luapan sungai(aek) Batang Gadis telah membuat Jembatan Tambangan hanyut, Komplek STAIN serta Dua Desa di Kecamatan Siabu hingga pagi ini terendam dampak luapan beberapa sungai.
Selain itu, hubungan Lalulintas Medan – Padang di ruas Jalan wilayah Murabotung – Muarasipongi juga terjadi longsor yang telah mengakibatkan hubungan Lalulintas putus total hingga pagi ini disebabkan material longsor menimba badan jalan diperkirakan terjadinya longsor sekitar Sabtu dini hari (3-11) pukul 01.39 Wib dan kenderaan baik arah Medan maupun Padang terjebak di daerah itu.
Team Redaksi Malintang Pos Group yang menerima laporan dari masyarakat maupun langsung dari lokasi kejadian, melaporkan bahwa pagi ini berdasarkan penuturan Nurhalimah Br.Matondang kepada Team, bahwa air sudah mencapai ketinggian Satu(1) meter di Desa Muara Batang Angkola dan Hutagodang Muda Kecamatan Siabu disebabkan luapan sungai Batang Gadis dan juga Sungai (Aek) Badan yang hilirnya ke wilayah kedua desa itu.
Pengakuannya, luapan sungai yang melanda desanya kurun waktu bulan ini adalah ketiga kalinya dan pagi inilah luapan sungai paling besar dan posisi sekarang dibeberapa tempat sudah mencapai Satu(1) meter dan diperkirakan akan terus naik airnya, karena itu warga sangat berharap kepada pemerintah untuk dapat memberikan bantuan kepada masyarakat.
Kata dia, selama bulan Oktober 2018 ini desanya sudah tiga kali tergenang banjir dan areal pertanian masyarakat yang mau panen diperkirakan akan gagal panen disebabkan terendam air yang diperkirakan sekitar 50 Ha, belum lagi areal kebun masyarakat semuanya rusak disebabkan oleh banjir yang selalu melanda daerah itu.
“ Tolonglah kami pak, masalah padi kami yang gagal panen telah disampaikan kepada Bupati Madina langsung, tapi sampai sekarang ini pihak Dinas Pertanian juga sama sekali belum pernah meninjau tanaman pertanian kami, kemana lagi kami mengeluhkan nasib kami ini, “ ujar Nurhalimah Br. Matondang kepada Redaksi Malintang Pos Group.
Sementara itu laporan Wartawan dari wilayah Kecamatan Tambangan, bahwa hanyutnya Jembatan yang menghubungkan Desa Laru – Desa Tambangan Jae sekitarnya disebabkan jembatan yang sedang dibangun tiang penyangganya duluan roboh dan akhirnya menghanyutkan jembatan lama yang berada dihilir jembatan baru.
Kata warga dan beberapa Kepala Desa di Kecamatan Tambangan, bahwa dampak dari hanyutnya Jembatan diperkirakan warga seberang Batang Gadis diwilayah Tambangan akan terisolir, kalaupun ada jalan keluar harus melalui Desa Aek Banir untuk menuju Panyabungan yang kondisinya dibeberapa tempat juga belum bagus betul.
Karena itu, warga Desa Tambangan Jae, Tambangan Tonga, Tambangan Pasoman, Rao-Rao serta Simangambat sangat berharap kepada Bupati dan DPRD Madina, segera mencari solusi bagaimana caranya dibuat jembatan sementara agar warga bisa ber aktifitas dengan cepat, tentu itu semua membutuhkan anggaran yang sangat mendesak.
“ Selain kepada Bupati dan DPRD Madina, masyarakat juga sangat berharap kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi agar segera melihat kondisi Jalan sekitar RM.Incor Desa Laru yang kalau dibiarkan akan dapat Amblas dihantam keganasan sungai Batang Gadis, sebab posisinya sekarang sudah mendekati jalan,” ujar beberapa warga di depan RM.Incor Laru Tambangan.(Bersambung Terus)
Liputan : Putri
Admin : Siti Putriani Lubis