Mandailing Natal 26 Tahun, Masih Seperti Dulu.!!!

26 Tahun yang lalu ( 09 Maret 1999 – 09 Maret 2025), Penulis ingat Betul di Lokasi Gedung Pengairan ( sekarang ada Satpol, Dinsos, BLK, Tenaga Kerja, Disdukcapil Red) oleh Gubernur Sumut dan Bupati Tapsel Sualòn Siregar, Anggota DPR.RI H.Pandapotan Nasution dan Nyonya AS.Lubis ( Fraksi Golkar) hadir meresmikan Kabupaten Mandailing Natal, Kamis (09/03- 1999) dan dihadiri sejumlah Pejabat Sumut dan Sumbar waktu itu.

Salah satu makanan yang masih di ingat Penulis yang disugukan Tuan Rumah atau Camat Panyabungan adalah Toge Taing Tumpat, Onde – Onde, Kue Bongko, Gipang ” sebagai makanan khas Kota Panyabungan, kebetulan, 09 Maret 1999 adalah hari Kamis ( Hari Pekan Red) di Panyabungan.

Sejak 09 Maret 2000, Bupati dan DPRD Mandailing Natal, menetapkan 09 Maret sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Mandailing Natal dan tetap di peringati setiap tahunnya.

Penulis ingat betul, H.Amru H.Daulay.SH, sekitar 3 Bulan sebelum HUT Ke -1 Mandailing Natal, mengajak Penulis Dialog selama 3 jam lebih, untuk membicarakan Kegiatan yg harus dibuat untuk Wartawan yang ada di Mandailing Natal.

Waktu itu, salah satunya ditawarkan Penulis kepada Bupati adalah Lomba Karya Tulis, khusus Wartawan Mandailing Natal, Pemerintah Mandailing Natal, agar Tetap Menghargai Wartawan, Pendidikan Buat Wartawan yg mau dan dapat restu dari Redaksi Wartawan itu sendiri.

” Alhamdulillah ” Wartawan di Era H.Amru Daulay.SH, Profesinya sangat dihargai betul, baik Bupati, Sekda, Kadis, Kabag dan hingga Camat, serta organisasi perangkat Daerah lainnya, Profesi Wartawan sangat dihargai sekali.

Padahal, jujur ia, jangan ada Pejabat yang ” Angek dan Marah ” bahwa Profesi Wartawan itu bagi Pemerintah Mandailing Natal ” Ciak – Ciak ” ketika dibutuhkan dipanggil dan setelah itu dibiarkan, karena sekarang Pemerintah Mandailing Natal, sudah mempunyai perangkat Publikasi sendiri. Untuk apa Wartawan..? Itu mungkin dalam hati Bupati/Wakil Bupati. Mungkin ini, nggak menuduh.

Padahal, jika kita ingat Pendapat Pj.Bupati Madina H.Amru Daulay.SH ” Omong Kosong Program Pemerintah diketahui masyarakatnya, tanpa bantuan Wartawan dan jadikan Wartawan itu sebagai Mitra, bukan sebagai musuh ” ujarnya Juli 1999 yang lalu.

Ada bukti Nggak..? Tanya Wartawan, kita buat saja HUT Ke – 26 Mandailing Natal, Wartawan yg membuat berita HUT Ke – 26 Mandailing Natal, hanya hitungan jari, hasilnya Masyarakat tidak peduli dengan HUT Mandailing Natal.

Kita simak dengan jujur tulisan Askolani Nasution dan lihat di Kota Panyabungan, Minggu (09/3) bagaimana rilnya dan monggo tanya masyarakat hari ini, hari apa..?.

Refleksi 26 Tahun Mandailing Natal.

Apakah masyarakat peduli dengan ultah Madina kali ini? Tidak. Mau ultah mau tidak, tidak menyangkut hidup orang. Semua berjalan tanpa pemerintah hadir.

Memang apa tanda pemerintah daerah hadir? Apa yang diubah pemda atas azas hidup masyarakat?

Dana Desa? Bukan duit pemda. Dana Bos? Juga bukan. Pertanian, perikanan? Memang apa tanda pemda hadir di sawah, di kolam kita? Serius dulu, sektor mana yang disentuh Pemda lalu membuat penghasilan penduduk meningkat, membuat hidup orang lebih sejahtera? Atau, setelah Madina lepas dari kabupaten induknya lalu lapangan kerja makin mudah? Kejahatan menurun?

Semua yang terjadi di sekitar kita selama ini karena keniscayaan. Pasar terbentuk karena sistem ekonomi terbuka. Bukan karena peran pemda. Apa ada misalnya peran regulasi pemda yang berdampak pada penurunan angka inflasi di daerah, atau mendorong laju ekonomi jadi pesat?

Tidak juga. Kita mendorong sholat subuh berjamaah, zikir akbar, atau apapun yang bergaya seolah-olah kita masyakarakat Madani. Apa jadi angka pengidap narkoba turun, angka kehamilan di luar nikah turun signifikan? Maling makin berkurang?

Tidak juga. Orang makin tak Islami. Sekian tahun yang lalu pilkada dan Pileg masih bisa tanpa tabur uang. Emang sekarang bisa? Tidak!

Budaya. Apa orang makin beradab, makin santun, makin banyak entiras budaya kita yang mengakar kembali? Apa ada penguatan budaya di sekolah? Tidak. Malah perbup pelajaran Muatan Lokal “Budaya Mandailing” dicabut dari sekolah.

Lihat prilaku anak sekolah sekarang? Jangan lagi untuk mengharapkan lulusan yang membanggakan Mandailing.

Salahnya di mana? Pemda tak sungguh-sungguh hadir sebagai pemerintah sebagaimana mestinya.

Semua karena keniscayaan, dan keniscayaan itu makin buruk. Dan kita tak pernah sungguh-sungguh duduk bersama untuk mendengarkan orang banyak. Yang kita dengar suara-suara yang itu-itu juga, yang tidak pernah membuat pemda ini bermartabat ( Bersambung Terus ).

 

Admin : Iskandar Hasibuan.

Komentar

Komentar Anda

  • Dina Sukandar

    Related Posts

    Moment HUT ke-8 SMSI, Pengurus SMSI Sumut Serahkan Bantuan ke Panti Asuhan

    MEDAN(Malintangpos Online): Dalam mengisi kegiatan religius di Bulan Suci Ramadhan, Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Sumatera Utara (SMSI Sumut), kembali menggelar kegiatan sosial. Kegiatan bertema Safari Ramadhan ini, terbilang lebih…

    Read more

    Continue reading
    Hari Ke – 5 Safari Ramadhan, Pemda Padang Lawas di Desa Hasahatan Jae Kec.Barumun Baru

    PADANG LAWAS(Malintangpos Online) : Hari Ke – 5, Pemerintah Kabupaten Padang Lawas, menggelar acara Safari Ramadhan di Desa Hasahatan Jae Kecamatan Barumun Baru. Jumat (21/03). Wartawan Media PT.Malintang Pos, Melaporkan dari…

    Read more

    Continue reading

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.