MENGENANG ERA KEJAYAAN JAKARTA

Deretan gedung tinggi menjulang kota metropolitan adalah hal biasa di dunia, Kota yang bersih rapi tertib warganya sejatera lahir batin tanpa ketakutan dan tanpa kekhawatiran kelaparan adalah “istimewa”.

Saat itu pemulung di Jakarta memilih daftar kerja sebagai PPSU dengan gaji UMR, jadi jaman itu sulit ditemui tunawisma yang bekerja sebagai pemulung.

Sekarang boro-boro menggaji PPSU tunjang PNS saja dipotong 50% bulan Desember belum dibayar.

Apakah saat ini masih ada tunawisma di pinggir jalan? Sekarang bersih karena Satpol PP Pemprov DKI rajin razia sweping gelandangan. Sejak Bu Risma berkantor di Jakarta nasib pemulung dan tunawisma tidak lebih baik tapi malahan jadi TO diuber-uber Satpol PP.

Kita coba angkat catatan digital kita tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan kota Jakarta bersama Pasukan Orange PPSU.

Dadan Wirandana (27) tidak pernah bermimpi menjadi buah bibir warga Jakarta, bahkan luar Ibu Kota. Aksinya tergolong nekat, menyelam di got hitam pekat tanpa menggunakan pengaman. Tujuannya tak lain untuk menghilangkan genangan dari jalanan di Jakarta selepas hujan deras.

Dadan adalah salah seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Masyarakat lebih mengenalnya dengan Pasukan Oranye karena atribut yang mereka kenakan setiap turun ke jalanan. Aksi Dadan yang merupakan PPSU Jakarta Pusat itu terekam kamera amatir dan tersebar di media sosial.

Pasukan Oranye adalah satu dari pasukan-pasukan warna yang dibentuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi angka pengangguran di Jakarta.

“Seluruh dunia pasti ada penganguran. Itu tidak bisa dihilangkan, tinggal bagaimana menguranginya, berapa persen. Makanya kita banyak pasukan warna, rekrut orang kampung. Ada pasukan oranye dan ungu,” ucap mantan Bupati Belitung Timur itu, Kamis 8 Desember 2016.

Pasukan Oranye mulai aktif di penghujung 2016 dan tersebar di berbagai kelurahan di Jakarta. Tugas mereka adalah mengawal sarana dan prasarana umum di masing-masing wilayah: got mampet, penataan lingkungan warga, atau sarana penerangan jalan yang mati.

Honor bulanan yang diterima pun tidak main-main, Rp 3,3 juta per pekerja. Jumlah itu mengacu pada Upah Minimum Provinsi Jakarta pada 2017.

Ahok mengakui perubahan wajah Jakarta dari semerawut dan perlahan tertata tidak lepas dari kerja keras Pasukan Oranye. Awal Maret 2017 lalu, Ahok berjanji menyediakan rumah susun (rusun) bagi petugas tersebut.

“Saya tahu saudara ini kerja. Saya bilang ini enggak sesuai sama gaji, cuma UMP kerja begitu berat. Maka kita urus perumahan, anak sekolah KJP,” ujar Ahok di depan ratusan pasukan warna di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 2 Maret 2017.

Mendengar janji Ahok itu, mata para pasukan tersebut berbinar dan mengangguk. Tidak hanya menjanjikan rusun, Ahok juga mengatakan akan menyiapkan sembako murah di perkulakan Pasar Jaya yang sedang dibangun.

“Kita siapkan juga pasar grosir, semua yang kerja bisa beli harga pabrik, biaya hidup murah,” ucap Ahok.

Dikutif dari Facebook : AZHAR MUHAMMAD

Admin : Iskandar Hasibuan.

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.