
Di tengah arus modernisasi yang kian deras, nilai-nilai spiritual berbasis tradisi tetap tumbuh subur di tanah Mandailing Natal. Salah satunya adalah Parsulukan Babul Falah Simaninggir, pusat pengamalan tarekat yang telah berdiri sejak tahun 1944 di Desa Simaninggir, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.
Parsulukan ini menjadi tempat bersejarah dalam menjaga ajaran Tariqat Sammaniyah dan Naqsabandiyah, dua tarekat besar yang berakar kuat di Nusantara.
*Sejarah Perjalanan Panjang Parsulukan Babul Falah*
Parsulukan Babul Falah dirintis oleh Almukarrom Syekh H. Bahauddin Abdullah Hasibuan, yang dikenal dengan nama kecil Bahari Hasibuan.
Berawal dari sebuah serambi rumah yang hanya mampu menampung 10 hingga 15 orang, kegiatan suluk terus berkembang seiring bertambahnya murid dan dukungan masyarakat.
Pada tahun 1950, dibangun sema (tempat suluk) berukuran 5×6 meter dengan atap rumbia dan lantai bambu. Kemudian tahun 1979, bangunan semi permanen berukuran 7×7 meter pun berdiri.
Berkat gotong royong murid dan donatur, kini bangunan Parsulukan Babul Falah telah berdiri megah dengan ukuran 20×20 meter, menjadi bukti nyata kekuatan kebersamaan dan kecintaan masyarakat terhadap ajaran tarekat.
Almukarrom Syekh H. Bahauddin Abdullah Hasibuan wafat pada 6 Februari 1984 dan estafet kepemimpinan diteruskan oleh putra beliau, Almukarrom Syekh H. Mukhtar Bahauddin Hasibuan, pewaris tunggal ajaran Tariqat Sammaniyah dan Naqsabandiyah.
Hingga akhirnya, amanah mursyid kini diemban oleh generasi ketiga, yaitu Syekh H. Arifin Hasibuan, yang akrab disapa Tuan Naposo.
*Menjaga Tradisi di Tengah Perkembangan Zaman*
Parsulukan Babul Falah tidak sekadar menjadi pusat suluk, melainkan juga pusat pengajian yang terus mengajarkan ilmu syari’at dan hakikat.
Mengacu pada kitab-kitab klasik seperti Sirussalikin, Hidayatussalikin, dan Majmu’ Syarif. Dalam suasana yang teduh dan penuh hikmat, kegiatan pengajian mingguan digelar setiap Senin, menghubungkan ajaran agama dengan kehidupan nyata masyarakat.
Di tengah gelombang modernisasi, Parsulukan Babul Falah membuktikan bahwa tradisi spiritual berbasis tarekat masih relevan sebagai jalan meraih ketenangan batin di era yang serba cepat dan penuh tekanan.
*Jadwal Kegiatan Suluk*
Parsulukan Babul Falah menetapkan waktu-waktu suluk secara rutin setiap tahun. Suluk Tariqat Sammaniyah dilaksanakan setiap tanggal 1 hingga 7 Rajab selama 7 hari 7 malam.
Suluk Tariqat Naqsabandiyah dilaksanakan mulai tanggal 20 Syakban hingga 30 Ramadhan selama 40 hari 40 malam. Sementara itu, Suluk Zulhijjah diselenggarakan setiap tanggal 1 hingga 10 Zulhijjah selama 10 hari 10 malam.
*Tentang Penulis*
Ammar Kadafi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
Admin : Dita Risky Saputri.SKM.