PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) bersama manajemen perusahaan panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) mengadakan temu pers tentang perkembangan situasi Sibanggor Julu paska peristiwa gas beracun yang diduga jenis H2S yang terjadi pada tanggal 25 Januari yang lalu.
Temu pers berlangsung di aula Dinas Lingkungan Hidup komplek perkantoran Paya Loting Pemkab Madina, Selasa (16/2/2021). Temu pers dipimpin Kepala Dinas Komunikasi informatika Drs Sahnan Pasaribu didampingi Kepala dinas Lingkungan Hidup, Kasmir Nasution dan Sekretaris Khairul ST yang juga menjabat Plt Kepala Dinas Perkim Pemkab Madina.
Dari perusahaan dihadir Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Eddiyanto. Hadir puluhan orang wartawan dari media cetak dan media online.
Kepala Dinas Kominfo Drs Sahnan Pasaribu menyampaikan pertemuan tersebut untuk menjelaskan berbagai upaya yang sudah dilakukan perusahaan juga pemerintah dalam menanggulangi peristiwa 25 Januari yang lalu.
“Dan perlu kami sampaikan pak Bupati mengimbau kita semua untuk sama-sama menjaga kondusifitas masyarakat dan menahan diri. Jangan sampai terjadi tindakan provokatif, apalagi kemarin ada 20an orang warga Sibanggor Julu yang memeriksakan kesehatannya, ini juga jangan diprovokasi karena belum tentu semua yang sakit itu berkaitan dengan gas H2S,” kata Sahnan mengawali temu pers.
Kemudian Kepala dinas lingkungan hidup, Kasmir Nasution menjelaskan soal kegiatan yang sudah mereka lakukan mulai dari kejadian tanggal 25 Januari
“Setelah mengetahui kejadian, hari itu juga kami diperintahkan pak Bupati untuk turun ke lokasi Sibanggor Julu, dan sampai sekarang kami aktif berkoordinasi dengan perusahaan dalam menangani semua proses penyelesaian dampak gas beracun,
“Kita meminta ke perusahaan agar memasang 3 panel detektor, dan perusahaan memasang 6 unit. Kita juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat cara kerja alat tersebut, saat ini semua alat sudah berfungsi, Artinya Pemkab Madina mengawal semua proses agar berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Ditambahkan Sekretaris Dinas lingkungan hidup, Khairul. Di lokasi tersebut juga sudah ada alat pemantau arah angin, dan petunjuk evakuasi terpasang dengan baik.
“Dan perlu kami beritahukan, soal gas H2S, dia tidak berwarna tapi bau. Kalau baku mutunya normal dia tidak membahayakan. Persis sewaktu kita mandi air belerang. Tapi kalau kadarnya di atas baku mutu dia akan bisa menyebabkan kematian,” terangnya.
Sementara, Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Eddiyanto menjelaskan, menindak-lanjuti penyelesaian masalah yang timbul dari musibah yang terjadi
pada tanggal 25 Januari 2021 sewaktu perusahaan melakukan uji coba pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi. dan terkait penanganan warga yang sewaktu-waktu sakit terkait paparan H2S, pihak SMGP berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal agar
warga bisa berkonsultasi ke puskesmas setempat dan mendapatkan surat rujukan ke Rumah Sakit jika dibutuhkan.
Eddiyanto menjelaskan paska peristiwa itu, PT SMGP telah memasang dan difungsikan 6 alat detector H2S untuk mendeteksi daerah batas aman untuk
manusia pada saat timbulnya gas H2S. Detektor ini akan otomatis menyala dan mengeluarkan suara sirene tanda bahaya jika mendeteksi gas H2S yang melebihi ambang batas aman kesehatan.
Penentuan 6 titik alat detektor berdasarkan arah angin dan daerah yang berpotensi terpapar gas H2S
dan berdasarkan arahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal.
“Pada dasarnya pemasangan alat detektor adalah untuk menjamin keselamatan warga, oleh
sebab itu dipastikan kadar H2Spun dipantau setiap hari. Dan kami menyimpulkan Sibanggor Julu saat ini aman dan clear dari gas H2S,” jelasnya
Setelah musibah terjadi, semua operasional PT SMGP dihentikan
sehingga tidak ada sumur-sumur yang dibuka ataupun kegiatan proyek yang berjalan hingga saat ini.
“Hampir dapat dipastikan dampak H2S di lokasi sudah tidak ada lagi. Hal ini sesuai dengan Berita Acara Verifikasi pada tanggal 2 Februari 2021 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang didampingi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal. Dikuatkan dengan keadaan setelah musibah terjadi, para petugas baik dari Polda Sumatera Utara, Kodam 1/BB mapun Satuan Brimob yang melaksanakan tugasnya selama ini tidak menerima keluhan apapun masalah kesehatan warga. Oleh sebab itu di lingkungan sekitar Wilayah
Kerja PT SMGP sudah aman, bersih dari gas H2S dan masyarakat bisa beraktifiktas seperti sediakala,” tambahnya.
Di samping itu, Eddiyanto menyebut pihaknya juga telah melengkapi dukungan kesehatan masyarakat berupa paket kesehatan untuk 11 posyandu di 11 desa di Kecamatan Puncak Sorik Marapi dan sudah diserah-terimakan kepada Camat Puncak Sorik Marapi, Akhiruddin. masing-masing 1 tabung oksigen ukurang 1m kubik dan 50 botol multivitamin, 11 desa penerima paket kesehatan tersebut yaitu Posyandu Dahlia, Desa Purba Julu. Posyandu Flamboyan, Desa Sibanggor Jae. Posyandu Cempaka, Desa Sibanggor Tonga. Posyandu Seroja, Desa Sibanggor Julu. Posyandu Kemuning, Desa Huta Lombang. Posyandu Melati, Desa Huta Baru. Posyandu Mawar, Desa Handel. Posyandu Lily, Desa Huta Tinggi. Posyandu Anggrek, Desa Huta Namale. Posyandu Kamboja, Desa Huta Baringin Jae. Posyandu Ros, Desa Huta Baringin Julu.( Isk/Dita)
Admin : Iskandar Hasibuan