PANYABUNGAN(Malintangpos Online): Tiga hari pasca tragedi gas maut (25/1) di Sibanggor Julu Kec. Puncak Sorik Marapi yang menewaskan 5 orang warga dan sampai saat ini 37 orang lainnya masih dalam perawatan intensif di RSU Panyabungan dan RSU Permata Madina, tapi PT Sorik Marapi Geothermal sama sekali tidak menunjukkan “sence of crisis” (rasa kepekaan krisis) dalam bentuk responsibilty (cepat tanggap), akuntability (pertanggungjawaban), solidarity of humanity (solidaritas kemanusiaan), empati dan kepekaan sosial serta tidak pernah memberikan perhatian sama sekali kepada para korban dan keluarga.
Demikian keterangan yang disampaikan oleh Wakil Ketua I MPC Pemuda Pancasila Kab Madina Ahmad Tahir Nasution kepada pers yang merupakan kesimpulan Tim Investigasi Pemuda Pancasila Kab. Madina dengan berbagai rangkuman pengumpulan informasi, data, investigasi ke lapangan baik ke Desa Sibanggor Julu maupun lewat kunjungan kepada para keluarga korban yang saat ini masih dirawat di RSU.
“Memang PT SMGP ini kita nilai sudah keterlaluan. Hal ini sangat melukai hati masyarakat Madina. Kita minta dengan tegas agar perusahaan panas bumi tsb segera bertanggungjawab dan secepatnya menyelesaikan seluruh persoalan baik santunan dll kepada korban dan keluarganya. Jangan tunggu lagi kemarahan publik, karna kita menilai perusahaan tak memiliki etika, nurani dan empati sosial” tegas Wakil Ketua I MPC pemuda Pancasila Kab. Madina Ahmad Tahir Nasution bersama pengurus Al Hasan Nasution, S.Pd, Mahyuddin, SH, Roni PS Nasution, Panri Pauzi Nasution (Boja), Aswardi Nasution, S.PdI (Kennek), Zaky Lubis (Belanda), Abdul Wahab Dalimunte, SPd, Samsul Borotan, S. Pd, Edi Azhar Lubis, Sulaiman, Sulhan Rangkuti, Raju Khan seusai agenda monitoring keliling di Kec. Puncak Sorik Marapi
Dijelaskan, berdasarkan penuturan akurat dan pengakuan valid dari sejumlah korban/keluarga, sampai saat ini mereka tidak pernah dikunjungi oleh perwakilan perusahaan walau sekadar mengucapkan empati sosial dan paling riskan, sampai saat ini warga tidak pernah menerima santunan sepeserpun dari perusahaan.
“Entah apa maksud perusahaan ini. Ini sangat menyakitkan! PT SGMP, jangan hanya mengeruk kekayaan SDA di Madina ini, tapi mengabaikan hak-hak masyarakat sekitar. Bila empati dan santunan saja tidak mendapatkan porsi yang semestinya, jangan salahkan rakyat, khususnya Pemuda Pancasila akan “buat perhitungan tersendiri” dengan managemen perusahaan” kecam Taher dengan keras.
Senada dengan itu, Kabid Organisasi dan Keanggotaan MPC Pemuda Pancasila Kab. Madina Panri Pauzi Nasution yang akrab dipanggil Boja menambahkan, bahwa perlakuan semena-mena perusahaan yang tidak memperdulikan para korban dan keluarganya merupakan tindakan yang tidak bisa dinalar oleh akal sehat dan dinilai tidak berpri kemanusiaan.
Bahkan pengakuan warga, ujar Boja sampai saat ini sama sekali tidak ada perwakilan perusahaan yang datang membezoek pasien atau melayat para korban, apalagi memberikan santunan sosial.
Bahkan paling tragis untuk akomodasi, konsumsi ratusan warga yang mengungsi di Masjid Agung Nur Alan Nur atau biaya pemakaman/ fardhu kifayah para korban yang terkena gas beracun H2S sama sekali Perusahaan PT SMGP tak memberikan bantuan sama sekali.
“Kami heran, entah terbuat darimana hati nurani managemen PT SMGP ini, hingga begitu keji dan tega membiarkan penderitaan warga berlanjut” ujar Boja yang mantan Ketua Satuan Siswa Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kab Madina ini
Lebih lanjut, Panri Boja menandaskan agar PT SMGP segera bertanggungjawab penuh dan menanggulangi kerugian moril dan materil atas tragedi gas maut Sibanggor Julu ini.
“PT. SMGP jangan sampai tutup mata dan buta hati melihat penderitaan rakyat ini. Ini persoalan urgen tentang nyawa manusia yang melayang, yang tak bisa diganti. Ini menyangkut harga diri manusia yang tak bisa direndahkan oleh siapapun. PT. SMGP harus ingat dan camkan itu” ujar Panri(Rel/Red)
Admin : dita risky saputri,SKM.