MINGGU Malam (5-4) sekitar pukul 01.25 Wib Penulis melintas lewat Posko Sterilisasi Covid -19 di Desa Simaninggir Sihepeng Kec. Siabu Kabupaten Mandailing Natal, ternya Petugas sudah tidak ada yang bertugas.
Ketika ditanya kepada warga yang ada disekitar Posko, mereka mengatakan sejak pukul 22.15 Wib sudah kosong, semua petugas sudah tidak ada yang bertugas lagi.
Kok begitu..? Tanya Penulis, kami dengar – dengar hanya sampai disitu waktunya mereka bertugas, itu saja yang kami dengar dari petugas yang bertugas sejak siang tadi.
” Kasihan memang petugas yang bertugas, karena keluhan mereka sangat wajar, sebab akomodasi sangat minim, APD (Alat Pelindung Diri) kurang memadai, ” katanya.
Sebelumnya, klarifikasi Sekda di dinding Facebook Ahmad Budiman,
Assww, izin mewakili Bpk Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid19, perlu kami sampaikan sbb.
– Rapat I ttg Covid19 PD tgl.17 Maret 2020, yg menghasilkan berbagai Surat Bupati Mandailing Natal, baik Surat Keputusan, Surat Edaran, Instruksi yg menyangkut Pendidikan, Kesehatan, Desa Siaga Covid19 maupun ASN serta Pembentukan Posko Perbatasan.
– Rapat II tgl.27 Maret 2020 utk evaluasi, menghasilkan atl. Kesepakatan Forkopimda utk melarang keramaian/kerumunan baik acara seremoni Adat, seremoni ibadah dan seremoni pemerintahan serta refocussing kegiatan dan relokasi anggaran untuk menambah anggaran Dana TT dlm rangka menangani Pandemi Covid19 di Kab. Madina, dimana Dana TT yg dialokasikan dlm APBD hanya bisa mengakomodir pembelian/pengadaan alat2 dan perlengkapan kesehatan, baik di Dinas Kesehatan maupun di RSU Pyb yg harganya melonjak drastis serta barangnya sulit diperoleh krn semua Daerah membutuhkan sehingga hrs indent dan menunggu giliran ketersediaan dengan kesepakatan antara perusahaan dgn OPD terkait harus bayar lunas duluan akibatnya biaya petugas Posko blm dpt diakomodir oleh OPD terkait. Berdasarkan laporan Kadis Kesehatan, semua alat)perlengkapan Kesehatan akan diterima hari Senin tgl. 6 April 2020, sementara dr RSU Pyb blm dpt laporan kapan akan diterima, namun alat/kelengkapan yg diadakan Dinas Kesehatan nanti akan didistribusikan secara proporsional.
Namun setelah adanya arahan untuk refocussing kegiatan/realokasi anggaran, melalui Dana tambahan TT nanti, seluruh biaya petugas Posko sesuai Standar Biaya Umum Pemda akan diganti. Namun hal tsb memerlukan waktu dan proses shg diperlukan kesabaran dan hal ini sudah disanggupi oleh para Camat dan Ka. Puskesmas msg2.
Pemkab Madina Insha Allah akan berusaha sehemat mungkin dan memprediksi pembiayaan Pandemi ini 3 bulan kedepan.
Kepada para Kades melalui Camat jg SDH diperintahkan agar melakukan sosialisasi, membentuk Posko Desa, pengadaan alat/kelengkapan sendiri serta mengumumkan melalui pengeras suara tempat2 ibadah ttg bahaya Covid19 ini. Untuk itu mari kita kontrol Kades/Lurah kita masing2 agar melaksanakan himbauan pemerintah tsb, krn kalau TDK saling mengingatkan maka Virus yg sgt berbahaya ini akan menyebar. Kita TDK perlu sombong, tp perlu bangga bhw sampai saat ini blm ada yg positif aplg meninggal akibat Covid19 ini di Kab. Madina dan smg TDK ada sama sekali.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengajak masyarakat agar dgn kesadaran sendiri bersedia melaporkan diri, keluarga atau tetangga yg baru datang dr luar kota atau yg terindikasi kpd petugas kesehatan terdekat, jgn malah menyembunyikan atau melindungi krn hal tsb akan membahayakan orang2 disekelilingnya.
Sadarkan masyarakat bhw Covid19 BUKAN AIB atau AZAB yg hrs dimalukan melainkan penyakit yg BISA DICEGAH DAN DISEMBUHKAN. Jd jgn malu untuk melapor ! Dmk klarifikasi yg dpt sy sampaikan, mhn ma’af apabila ada kesalahan dan kata2 yg kurang pas.
Sementara di Tapsel, khusus di Pondok Pesanteren Darul Mursyid, bagi orangtua siswa yang mau masuk komplek sekolah, terlebih dahulu di Sterilisasi baru diperbolehkan untuk masuk komplek pondok Pesantren( Bersambung Terus)
Admin : iskandar hasibuan