TAPSEL (Malintangpso Onlin):Warga Siopat-opat dan beberapa tempat lain di Kelurahan Tapian Nauli Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan pasrah dalam menikmati jalan bebatuan dalam kondisi rusak. Pasalnya sampai tahun 2018 ini, belum ada tanda tanda jalan tersebut akan di perbaiki. Kondisi jalan ini berbeda jauh dengan jalan yang ada di kelurahan tetangga seperti Kelurahan Simarpinggan atau desa lainnya menuju Pardomuan, dimana jalannya sudah di hotmix.
Kelurahan Tapian Nauli Kecamatan Angkola Selatan memiliki 4 lingkungan (RT) dimana mata pencaharian warganya petani sawah dan berkebun. Kondisi jalan yang buruk membuat warga petani mengalami kesulitan membawa hasil pertanian ke pasar (pekan) terdekat yaitu Simarpinggan.
Pantauan awak media ini di beberapa tempat yang jalannya menanjak, bahwa bebatuan yang berserakan di badan jalan membuat pengendara mesti ekstra hati hati. Selain itu, parit jalan nyaris tidak berpungsi sehingga tatkal hujan, air mengalir di badan jalan. Untuk menjaga keselamatan pengguna jalan, pengendara mesti saling menunggu untuk melintas terutama di tanjakan. Mereka mesti menunggu atau ada yang mengalah, karena pengendara yang mau naik atau sebaliknya harus memilih milih jalur yang akan di lewati.
Salah seorang warga pemakai jalan marga Huta Julu kepada media ini mengatakan bahwa kecelakaan sudah sering terjadi di jalan ini, khususnya pengendara motor roda dua karena jalan yang licin dan berlobang. Dia juga mengatakan bahwa sejak masuk gapura kelurahan Tapian Nauli ini, kondisi jalan sangat berbeda jauh dengan kelurahan sebelumnya. “ sejak masuk perbatasan kelurahan, jalannya sudah hancur, beda dengan kampung sebelah” ujarnya dengan logat batak. Hingga saat ini pihak masyarakat tidak paham mengapa jalan ini belum juga di perbaiki, padahal desa atau kelurahan disekitarnya sudah di hotmik.
Jalan yang rusak atau kondisi parah di wilayah Siopat-opat ini di perkirakan lebih dua (2) Km. Akses jalan ini tembus ke desa Tandihat dan Sisundung Angkola Barat, namun karena kondisinya tidak baik, masyarakat lebih memilih yang tidak beresiko meski memutar sehingga perjalanan makin jauh. (ANS)
Admin: Siti Putriani