Warga Sibanggor Julu Kepada Pansus PT.SMGP : Getaran,Kebisingan dan Seperti Gempa Sudah Terbiasa

PENJELASAN Dari Kades,Warga, Korban H2S, Keluarga korban meninggal akibat kelalaian dari PT.SMGP kepada Pansus DPRD Mandailing Natal Senin 08 Maret 2021 terkuak bahwa selama ini masyarakat sudah terbiasa dengan kebisingan,seperti Gempa , Getaran dan akhirnya 25 Januari 2021 warga 5 orang meninggal dan puluhan sempat dirawat.

Pengakuan mereka kepada Pansus, bahwa  Kejadian yang menimpa kami ini bukanlah kejadian tunggal dan pertama sekali terjadi, akan tetapi ini adalah puncak dari beberapa kelalaian beberapa pihak di antaranya :

a. Pada saat awal-awal operasi SMGP sudah terjadi beberapa kali getaran di Desa Sibanggor Julu yang terasa seperti gempa mengakibatkan banyak rumah warga yang ber tembok dari batu batu mengalami keretakan

Namun sampai dengan saat ini belum ada kejelasan apa sebenarnya penyebab kejadian dan keretakan, itupun penyelesaian dan pertanggungjawaban

Perusahaan meninggalkan beberapa permasalahan yang tidak selesai sampai saat ini, karena banyak masyarakat korban tidak dapat menerima jumlah ganti rugi dengan kondisi rumah yang dialami tidak sesuai jumlahnya

B. Pada tanggal 24 Juni 2020 perusahaan mengadakan sosialisasi maupun memasang pipa sebanyak 6 pipa di pinggir jalan perusahaan yang langsung bersinggungan dengan sawah masyarakat di atas dua pipa yang sudah terpasang dan dibuat beberapa tangga menuju sawah masyarakat supaya tidak terganggu

Akan tetapi 6 pipa yang dipasang di atas dua pipa yang lama dan di atas tangga sehingga masyarakat tidak lagi memiliki jalan menuju ke sawah, perusahaan berjanji akan mengganti Jalan masyarakat dengan membuat rabat beton standar jalan PNPM di samping Pipa dengan membebaskan lahan masyarakat , tapi sampai saat ini jalan itu pun tidak ada dan masyarakat sangat terganggu dan susah mencari jalan sendiri ke sawah

C. Pada tanggal 18 Juni 2020 PT.SMGP melakukan welltest yang mengeluarkan asap berwarna kemerahan dan lumpur yang mengakibatkan banyak tanaman layu dan rusak dan lumpur menempel di daun tumbuhan penyelesaian hanya masyarakat yang berkeberatan dan mau menuntut dengan berbagai dokumentasi dan persyaratan yang mendapat perhatian perusahaan atau bisa saya sebut kami dibiarkan tuntut kerugian masing-masing.

Masih penjelasan warga, Pada tanggal 1 Agustus 2020 sekitar jam 5 sore suara yang sangat bising seperti ledakan keras membuat warga masyarakat ketakutan dan berkumpul serta satu warga desa Sibanggor Tonga jatuh pingsan perusahaan mengklaim itu adalah Rupture disc yang kami tidak tahu maksudnya.

Penyelesaiannya hanya memberi kompensasi kepada masyarakat Sibanggor Julu berupa uang sekitar Rp 130 juta dan hanya untuk pembangunan fisik diputuskan dan dikelola Kepala Desa sendiri uangnya membangun Parit dari Banjar Tinggi ke Banjar Manggis.

E. Pada tanggal 21 Oktober 2021 selang kurang 2 bulan terjadi lagi kejadian yang sama ledakan suara keras sekitar jam 11 pagi pada saat masyarakat sedang atau membajak sawah, masyarakat pada ketakutan dan berhamburan sebanyak 17 orang jatuh sakit

Setelah beberapa kali berunding dengan warga yang sakit mereka sepakat ditanggung pengobatan dan Upah upah, sedangkan masyarakat yang merasakan namun tidak sempat jatuh sakit hanya diberi kompensasi listrik Rp4.000.000 per bulan per Desa selama 3 bulan , Sampai saat ini realisasinya kami tidak tahu karena tidak ada keterbukaan di Sibanggor Julu

F. Pada tanggal 29 Oktober 2020 pipa yang melintas di bawah jalan masuk ke Desa Sibanggor Julu mengeluarkan asap yang banyak lebih kurang selama 20 jam perusahaan hanya mengklaim itu akibat casing pipa masuk air dan akan hilang sendiri masyarakat yang dirugikan dan takut tidak mendapatkan perhatian apapun kecuali hanya warga yang protes turun ke lokasi diberi kompensasi harian akibat tidak pergi bekerja karena ketakutan

G. Pada tanggal 25 Januari 2021 kejadian H2S yang menyebabkan Saya kehilangan keluarga anak istri dan saya yang mengevakuasi dan menolong keluarga dan masyarakat telah mengalami sakit (Hambali yang sampaikan)

H. Penyelesaian dan perdamaian yang saya Ikuti saya benar-benar dalam tekanan karena tidak boleh didampingi siapapun sedangkan saya masih berduka diajak damai dengan perasaan seperti tawar-menawar nyawa anak saya akhirnya saya dengan perasaan kecewa sedih emosi menyetujui Keinginan mereka.

Anak saya yang menjadi korban rawat Rumah Sakit atas nama Fadilah tidak hanya mengalami sakit badan tapi juga terganggu kejiwaannya akibat H2S sering tiba-tiba mengamuk emosi, Rumah Sakit Umum Panyabungan merujuk saya membawa anak ke rumah sakit Sibolga setelah dapat surat rujukan saya sampaikan kepada pemerintah Desa beberapa kali tapi tidak mendapat tanggapan yang pasti setelah saya tunggu beberapa minggu

Akhirnya saya putuskan dengan istri dan mengajak kawan-kawan saya untuk membawa berobat ke rumah sakit Sibolga sampai saat ini semua pembiayaan saya tanggung sendiri.

J. Istri saya atas nama Linda Sari mengalami langsung kejadian tanggal 25 Januari 2021 di tempat yang sama dengan anak saya yang meninggal dunia dan sakit ternyata setelah beberapa hari kejadian terpapar H2S juga dan menyisakan penyakit aneh saat itu ketika menunduk atau rukuk ketika salat keluar cairan atau seperti mimisan ini penyakit yang tidak pernah dialami sebelumnya perusahaan hanya menanggapi terhadap pengobatan di rumah sakit saja.

K. Masyarakat sampai hari ini merasa sangat tidak nyaman tinggal di Sibanggor Julu karena tuntutan yang menjadi hak masyarakat belum dipenuhi perusahaan sudah kembali beroperasi

I. Masyarakat banyak dirugikan akibat kejadian tanggal 25 Januari 2021 sampai saat ini sawah yang di sekitar wallpad Tanggo belum ada yang berani untuk mengerjakannya kembali

M. Masyarakat Sibanggor Julu telah tercemar nama baiknya akibat Kejadian ini sayur dan hasil pertanian masyarakat beberapa saat kejadian tidak laku dijual di Pasar, ketika masyarakat luar tahu dari Sibanggor Julu karena takut terpapar H2S

N. Masyarakat dirugikan dan sangat sedih serta berkeberatan karena banyak oknum di desa di sekitar sejak tanggal 25 Januari baik di media sosial maupun di masyarakat langsung menyampaikan peringatan untuk tidak mendekati wilayah Sibanggor Julu karena udara sekitar terpapar H2S dan kondisi mencekam dan tidak aman sehingga banyak yang membatalkan niatnya untuk melayat jenazah tanggal 26 Januari 2021

Jadi yang ingin saya sampaikan disini bahwa saya merasa diperlakukan tidak adil tidak wajar dan dibiarkan ,Saya tidak mendapat keadilan dari pemerintah Desa kami dan perusahaan ,banyak tuntutan warga yang tidak  diperhatikan, tidak ada tindak lanjutnya.

Banyak informasi dan berita yang ditutupi, tidak terbuka kepada masyarakat , H2S tidak pernah kami dengar selama ini perusahaan tidak pernah memberitahu sosialisasi Kami jarang dikasih tahu hasilnya

1.Sisialisasi perusahaan yang baru kami tidak tahu kapan dan dimana padahal perusahaan mengaku selalu permisi dan melapor ketika ingin beroperasi dan terlibat dalam kontraktor di SMGP.
2. Perusahaan apa saja yang memiliki sumbangan kepada masyarakat apa saja bentuknya Sudah berapa kali kami tidak pernah tahu
3. Apa saja jatah Desa kami baik material dan bangunan kami tidak tahu
4. Kebisingan yang kami rasakan siang malam 24 jam membuat tidak nyaman, kami tidak tahu bagaimana aturannya yang jelas , kami tidak tenang tidur mendengar suara bising terus-terusan (Bersambung Terus)

 

Admin : Iskandar Hasibuan.

Komentar

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.