SEBENARNYA Drs. H.Dahlan Hasan Nasution sebagai Bupati Mandailing Natal, mempunyai gagasan, ide, program, perencanaan, niat yang sangat bagus dalam melanjutkan pembangunan yang diletakkan H.Amru Daulay, SH pondasinya 21 tahun yang lalu.
Namun, rencana dan program yang ada dalam benaknya, ataupun otaknya sepertinya yang ada disekitarnya lebih banyak ” Manut – Manut ” alias ABS saja, sehingga terkadang banyak masyarakat yang menilainya ” Negatip” setiap membuat kebijakan yang memang terkadang diluar nalar sistem dan caranya melaksanakannya.
Sore tadi, Rabu(18-3) di Rindang Hotel Panyabungan, seorang ASN yang dulunya pejabat Eselon II di Pemda Mandailing Natal, mengaku heran dengan sikap – sikap pejabat Eselon II, III di lingkungan Pemerintah Mandailing Natal, selama ini.
” Mau dibawak kemana Mandailing Natal, yang sekarang sudah berusia 21 tahun ” banyak sebenarnya yang harus dilakukan, tapi mayoritas ASN sepertinya tidak mampu memberikan masukan kepada Bupati, padahal ASN kita semua pintar dan jago membuat ide-ide cemerlang, sayang selalu takut dimarahi pimpinan.
Mungkin Bupati tidak terima yang disampaikan…? Itu sudah risiko staf, yang jelasnya berikan dulu gagasan atau ide, soal dimarahi, kenapa mau jadi staf, saya yakin Bupati tidak seperti yang ditakuti oleh para ASN.
Contoh, saudara Sobir Lubis yang siang dan malam mendampingi Drs. H. Dahlan Hasan Nasution, kenapa bisa memberikan saran dan ide, apa karna dia( Sobir) bukan ASN, saya rasa tidak, hanya saja ide dan masukan yg disampaikan berterima dipikiran Bupati, bukan asal ngomong.
Contoh, ketika Bupati Madina melangkah untuk membangun lokasi ” Legenda Sampuraga ” diwilayah Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat, banyak ASN yang berkata ” Martumpur Muse Male ” sehingga wargapun menilai Drs. H. Dahlan Hasan Nasution negatip.
Padahal, mungkin selama ini Bupati menunggu ide, program, plening atau usulun dari pihak yang mengelola objek wisata,tapi tidak muncul, kalaupun ada usulan, mungkin instansi tersebut bisa jadi tidak bisa meyakinkan Bupati, mungkin ia, bukan menyalahkan.( Bersambung Terus)
Liputan : Redaksi
Admin. : iskandar hasibuan
Kita harus jujur banganda dan hilangkan sindrom rada takut kepada pemimpin jika memang kita benar dan pemikiran, analisa serta langkah yg akan kita lakuan merupakan solisi jitu terhadap penyelesaian masalah. Karna kita juga yakin banyak senior dan rekan kita yg saat ini memimpin memiliki kemampuan tetapi sayang tidak berani melakukan karna sindrom takut tadi ( takut gagal, takut kena marah pimpinan). Tapi ada juga memang yg sama sekali tidak memiliki kemampuan tapi pingin memimpin. Ada juga yg blank dan masa bodoh. Jadi kapan kita mau maju. Kita sudah 21 tahun berdiri tetapi harus jujur kita hanya jadi konsumen dan target market dari kabupaten tetangga. Padahal semua kita punya. Alasan klasik dana dan anggaran itu trus. Padahal sebagai top manajemen seharusnya kita harus ber inovasi dan tentukan road map nya serta skala prioritas. Abanglah yg menilainya hehe.