
SAMOSIR(Malintangpos Online): Tim Ekspedisi Geopark Kaldera Hari Pers Nasional 2023, Serikat Media Siber Indonesia (HPN SMSI) usai mengunjungi Huta Siallagan, Kabupaten Samosir. Di Huta Siallagan ini, tim disuguhi cerita terkait sejarah meja persidangan Siallagan yang telah mendunia.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Raja Siallagan ke-17 di hadapan Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, Sekjen SMSI Pusat, M. Nasir serta Ketua SMSI Propinsi Sumut, Erris J. Napitupulu, Senin (6/2/2023).
Raja Siallagan ke-17 menceritakan perihal eratnya hubungan orang suku Batak dengan proses persidangan. Menurut cerita Sang Raja, istilah sidang sudah lama dikenal oleh suku Batak.
“Jadi tak heran jika masa kini, banyak orang suku Batak yang menjadi pengacara. Karena sejak nenek moyang kami dulu sudah diajarkan untuk bersidang dan bermusyawarah menentukan banyak hal,” ungkapnya menjelaskan perihal batu persidangan Siallagan.
Menurutnya, dalam adat Batak, ada tiga permasalahan yang harus disidangkan. Pertama untuk masalah yang ringan seperti, mencuri. Hukuman dalam perihal mencuri ini, contohnya, satu kerbau yang dicuri, maka tersangka atau pencuri itu harus mengganti empat kerbau. Satu kerbau dikembalikan kepada korban, dan tiga ekor kerbau lagi kepada raja.
“Dulu, Raja banyak keuntungan karena hukuman yang sudah turun menurun. Tapi sekarang itu semua sudah tidak ada, makanya sekarang saya hanya menjadi raja yang miskin,” tuturnya.
Selain menjelaskan sejarah Batu Persidangan Huta Siallagan, Raja Siallagan juga menjelaskan perihal filosofi tentang rumah adat Batak di Huta Siallagan. Mulai dari atapnya hingga ornamen-ornamen dan corak-corak yang terdapat di rumah Batak.
“Rumah Batak ini punya banyak filosofinya. Mulai dari ornamen-ornamen serta bentuknya. Coba lihat bentuk atapnya yang runcing atas bawah itu, ada fungsinya. Salah satu fungsinya adalah rumah Batak ini sangat stabil, karena atap yang berada di belakang rumah Batak itu lebih tinggi sejengkal dibandingkan depannya,” celotehnya.
Penjelasan Raja Siallagan ini pun tampak memukau para peserta Ekspedisi Geopark Kaldera HPN SMSI 2023. Bahkan tampak Ketua Umum SMSI Pusat tampak semangat “martortor”.
Dalam sambutannya, Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus menunjukkan kekagumannya terhadap budaya Batak. Bahkan dia sangat terpukau dengan banyak dan beragamnya istilah dan ornamen-ornamen di rumah Batak.
“Saya sangat terpukau dan kagum dengan hebatnya nenek moyang suku Batak. Banyak filosofi yang bisa kita ambil dari Rumah Batak. Bahkan filosofi itu hingga hari ini tak luntur di makan zaman,” jelas Firdaus. (Jef/SMSI).
Admin : Dita Risky Saputri.SKM.