TAPSEL (Malintangpos Online): Conservation International Indonesia Menggelar Lokakarya Perdana Program Good Growth Partnership (GGP) di ruang rapat kerja Bupati Lantai dua Kompleks perkantoran pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan Jl. Prof. Lafran Pane Sipirok Kamis (22/2).
Lokakarya tersebut bertujuan untuk Mereduksi deforestasi dari produksi komunitas kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Tapanuli Selatan dan juga diisi dengan penandatanganan Pembentukan forum sekretariat bersama program sawit berkelanjutan kabupaten tapanuli selatan 2018-2021 oleh Bupati Tapanuli Selatan.
Lokakarya tersebut diisi narasumber dari CII dan GGP yaitu, Ir. Ketut S. Putra MSc Vice President Conservation Internasional Indonesia, Iman Santoso PhD Senior Terestrial Policy Advisor Conservation International dan Bharaty dari North Sumatera Palm Oil Initiative and Program Manager.
Ir Ketut S. Putra MSc mengatakan Kabupaten Tapanuli Selatan sengaja dipilih dalam program kelapa sawit berkelanjutan karena Kabupaten Tapanuli Selatan dibawah pimpinan Bupati Syahrul M Pasaribu SH, sangat komit terhadap pelestarian hutan di wilayahnya, untuk itu kami memilih Tapsel di sumatera utara dan ada juga dua daerah lainnya di Indonesia yaitu Palalawan di Riau dan Kalimantan Barat, “ujarnya.
Sementara Asisten Ekonomi Pembangunan Saulian Sabbih mengatakan CII sebagai organisasi lingkungan sangat berkomitmen dalam memdukung program Kelapa sawit berkelanjutan, untuk itu dia mengajak seluruh masyarakat yang memiliki lahan sawit agar memperhatikan cara bercocok tanam sawit yang benar agar bisa memaksimalkan produksi sawitnya.
Sisi lain Bupati Tapanuli Selatan H. Syahrul M Pasaribu SH dalam bimbingan arahannya menyebutkan bahwa dia sangat mendukung CII dalam usaha mendukung program sawit berkelanjutan, karena hal tersebut selaras dengan visi misi Bupati Tapanuli Selatan dalam mendukung pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Produktif dan Lestari.
Bupati Tapsel dua periode pilihan rakyat tersebut menghimbau agar dalam melaksanakan kegiatan program kelapa sawit berkelanjutan tersebut jangan ada lagi perambahan hutan baik petani masyarakat maupun perusahaan, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana melakukan intensifikasi lahan pertanian, bukan dengan ekstensifikasi lahan, “tegasnya.
Bupati juga menambahkan bahwa Bumi dan Air merupakan kekayaan alam yang merupakan pinjaman dari anak cucu, bukan warisan, sebab kalau pinjaman hukumnya wajib kita kembalikan seperti semula, beda dengan warisan yang penggunaannya bisa sesuka hati kita,”pungkasnya.
Lokakarya tersebut turut juga dihadiri Sekda Tapsel Drs. Parulian Nadution MM, Asisten II Saulian Sabbih, para pimpinan OPD, dan Camat, Kabag Humas & Protokol Isnut Siregar, serta para pelaku usaha perkebunan sawit di Tapsel dan LSM pemerhati Lingkungan.(HMS).
Admin: Siti Putriani