Pelantikan Kepala Desa Januari 2017

PANYABUNGAN (Malintang Pos): Untuk menjalankan roda pemerintahan di tingkat desa yang baru saja melaksanakan Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala desa serentak tahun 2016 telah selesai dilaksanakan di 23 Kecamatan se Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada bulan November yang lalu.

Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution yang di jumpai wartawan di tempat wisata Raja Batu mengatakan bahwa pelantikan peserta Kades yang terpilih dalam pesta demokrasi Desa akan di rencanakan pada bulan Januari 2017 yang akan datang.

Pelantikan dilaksanakan serentak di bulan Januari 2017 ini kita laksanakan karena masih ada sekulumit antara satu calon dengan calon yang lainnya,dan ini akan kita selesaikan secepat mungkin, ungkapnya.

Pelaksanaan pelantikan kepala desa di laksanakan serentak pada bulan januari tahun 2017 dengan anggaran baru, agar kepala desa bisa menjalankan tugas pemerintah di tingkat desa, dan tidak ada yang terhambat dalam urusan- urusan desa.

Harapan saya nantinya, setelah di lantiknya kepala desa diharapkan agar kepala desa benar- benar menjalakan tugasnya bagaimana mestinya yang di berikan masyarakat kepercayaan melalui pemilihan kepala desa untuk meningkatkan desanya masing- masing.

Dia menyebutkan, “Dalam pelaksanaan pelantikan Kades terpilih saya sendiri yang akan melantik keseluruhan kepala desa nantinya (Gus)

Bandara Malintang Dibangun, Ekonomi Rakyat Meningkat

Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution

BUKIT MALINTANG (Malintang Pos) : Rencana Pembangunan bandara yang direncanakan dibangun di Desa Sidojadi/Desa Lambou Darul Ehsan Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), dipastikan akan meningkatkan perekonomian Masyarakat.

 Hal itu disampaikan Bupati Madina Drs H.Dahlan Hasan Nasution, kepada Wartawan, Rabu (21/12) tentang kesiapan Pemerintah Kabupaten Madina, terhadap rencana pembangunan Bandara di Kecamatan Bukit Malintang.

Bupati mengatakan, atas nama masyarakat dan Pemkab Madina, menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sumatera Utara, HT Erry Nuradi yang telah meneken surat hibah lahan perkebunan Sumatera Utara untuk rencana keperluan percepatan pembangunan Bandara Bukit Malintang.

Kata Bupati,Kita sebagai pemerintah daerah, sudah menyiapkan ganti rugi sewajarnya bagi tanaman masyarakat yang ada di atas lahan terkena pembangunan bandara. Walaupun lahan itu adalah lahan Pemerintah Provinsi Sumut, namun kita akan tetap ganti rugi. Kita tidak main habiskan saja.

Disebutkan, Dalam APBD sudah kita tampung untuk ganti rugi tanaman yang ada di atas lahan rencana pembangunan Bandara di Bukit Malintang.” dengan adanya nanti Bandara ini masyarakat sangat terbantu, mulai dari ekonomi maupun transportasi,” ujar Bupati Madina.

“Kita sudah sama-sama mengetahui, bahwa putra putri terbaik kita yang ada di perantauan banyak yang sudah berhasil. Namun, jarang pulang kampung akibat transportasi ke Madina sangat sulit dan memakan waktu cukupk lama apabila menempuh jalur darat,”katanya.

Bahkan, ujarnya, Pembangunan bandara ini adalah anugerah Tuhan. “Pasalnya, keberadaan bandara ini akan bisa meningkatkan perokonomian masyarakat Madina dan sudah lama kita idam-idamkan,”kata Dahlan.

Bupati Madina berharap, kepada putra putri terbaik Madina yang berada di perantauan dan mempunyai jaringan untuk percepatan pembangunan bandara ini, agar mendukung dan membantu Pemerintah demi kemajuan perekonomian masyarakat Gordang Sambilan dimasa yang akan datang(red/Isk)

Hampir Sebulan Tumpukan Longsor Menuju Batahan Kotanopan Belum Diangkat

Material longsor menyebabkan warga Batahan, Kotanopan terisloasi selama seminggu lebih

KOTANOPAN (Malintang Pos) : Hampir satu bulan, material longsor yang menimbun jalan menuju Batahan, Kecamata Kotanopan, Mandailing Natal, belum diangkat pihak terkait. Akibatnya, jalan ke desa ini masih sulit dilalui dan hubungan ke desa ini jadi terganggu.

Kepala Desa Batahan Samwel yang di hubungi, Jum’at (22/12) di Kotanopan membenarkan hal ini. “Iya, sampai hari ini material longsor menuju desa Batahan belum diangkat pihak terkait. Padahal surat permohonan pengangkatan material longsor sudah kita sampaikan sekitar tiga minggu lalu ke Bupati Madina, Kadis PU dan  BPBD Madina,” akunya.

Dia mengatakan, untuk saat ini, jalan tersebut hanya bisa dilalui sepeda motor dengan kondisi jalan pas-pasan. Agar bisa ditembus sepeda motor, warga melakukan gotong-royong di beberapa titik. Sedangkan material longsor setinggi dua meter lebih masih menumpuk di kiri kanan jalan. Begitu juga jalan yang abrasi, sampai saat ini belum diperbaiki.

“Kita berharap kepada instansi terkait agar material longsor ini secepatnya diangkat, karena sangat menggangu pengguna jalan dan bisa mengancam keselamatan. Sebab, yang digotong-royongkan warga hanya sekedar bisa dilalui sepeda motor. Sedangkan di kiri-kanan masih terdapat tumpukan tanah yang sangat tinggi. Mengingat banyaknya material longsor, pengangkatannya harus dengan menggunakan alat berat,” tambahnya.

Camat Kotanopan H. Syafril Nasution, SH yang dihubungi mengatakan, terkait dengan longsor yang menimpa wilayah ini sudah kita laporkan ke kabupaten. “Dua hari lalu, juga kita susul ke Kadis PUD Madina. Saat itu, Kadis PU mengatakan akan segera mengangkat material longsor ini. Tapi masih menunggu cuaca aman. Jangan sempat nanti setelah diangkat, terjadi longsor susulan, akhirnya dua kali kerja,” kata Camat.

Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Madina, Risfan Juliardi yang dihubungi mengatakan, belum menerima surat permohonan pengangkatan material longsor. Begitupun pihaknya, akan berkoordinasi dengan PU Madina terkait pengangkatan material longsor ini. “Pada intinya,  kita siap mengangkatnya,” ucap Risfan.

Seperti diberitakan sebelumnya, titik kawasan longsor itu berada di Aek Sampuran tiga titik dengan panjang 10 meter dan tinggi 1,5 meter.  Wilayah Aek Sorik, 15 meter dengan tinggi material longsor 2 meter. Selain itu, badan jalan juga abrasi sepanjang 5 meter. Lokasi  lain, lewat wilayah Aek Sorik sepanjang 10 meter dengan ketinggian material longsor 1 meter.

Kemudian, sebelum wilayah Tanah Wakaf 15 meter dengan ketinggian material longsor 3 meter, di wilayah ini juga jalan abrasi sepanjang 6 meter. Ujung jalan Rabat Beton sepanjang 20 meter dan sebelum desa Batahan sepanjang 100 meter.

Kadis PUD Kab.Madina Syahruddin.ST yang dihubungi Via selular, mengutarakan bahwa pihaknya telah melakukan kordinasi dengan Kades, karena belum bisa dimaksukkan alat berat, karena ada pekerjaan proyek Tahun 2016 yang sedang dilakukan pengecoran, jadi jika sudah selesai mencor akan segera dimasukkan alat berat.

“Kita selalu tanggap dan perhatian terhadap segala bencana, namun ngak mungkin kita masukkan alat berat ke daerah itu disebabkan ada pengecoran proyek dijalan wilayah itu, selesai dulu dikerjakan baru kita masukkan alat berat,” ujar Plt.Kadis PUD Madina Syahruddin.ST (Lkt)

Proyek di Aek Rantopuran “Asal Jadi”

Anggota DPRD Madina: Syahriwan Nasution (Kocu)

Anggota Komisi III DPRD Madina, Sahriwan Nasution mengamati bangunan dek Sungai Rantopuran

PANYABUNGAN (Malintang Pos) : Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Syahriwan Nasution alias ‘Kocu’ menemukan proyek bernilai Rp 932.326.000 yang dikerjakan asal jadi. Saking parahnya, bangunan dek di pinggir sungai Aek Ranto Puran, Desa Gunung Tua, Kecamatan Panyabungan, itu sudah hancur.

Hal itu terungkap pada saat kunjungan Syahriwan Nasution ke proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Paska Bencana yang bersumber dari BPBD Madina. Pelakasana proyek tertulis CV. Sibolga Nauli di bantaran sungai Aek Ranto Puran, Rabu (21/12). Kocu didampingi Kepala Desa Gunung Tua, Zulham Nasution bersama sejumlah tokoh masyarakat.

Seperti yang ditulis MohgaNews, Kocu beberapa kali membentak pekerja maupun pengawas pekerjaan. Apalagi masyarakat setempat sudah berulang kali mengeluhkan kondisi pekerjaan yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (bestek) itu.

Dalam kesempatan itu, Kocu memeriksa langsung hasil pekerjaannya. Ternyata, proyek sepanjang sekitar 160-an meter itu di dalamnya tidak ada campuran semen dan hanya dibuat pasir saja. Karena itu, dengan jari tangan saja sudah bisa mengkorek bangunan dek itu.

“Kalian ngerti gak mengerjakan proyek? Kalian pikir ini uang bapak kalian. Ini uang rakyat, jangan kalian pikir ini tidak kami awasi. Pokoknya, proyek ini harus dibongkat. Kalau tidak, kami akan bawa ke ranah hukum,” tegas Kocu kepada perwakilan rekanan yang ada di lokasi proyek bernama Zulfikar.

Kepada wartawan, Kocu menjelaskan, belakangan ini ia menerima laporan dan keluhan masyarakat setempat. Proyek yang bersumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina itu tidak dikerjakan sesuai bestek. Ia juga menyebut, pekerjaan itu seharusnya sudah dimulai di bulan Agustus yang lalu. Tapi kenyataannya proyek itu baru dikerjakan pada bulan November.

“Inilah bukti bahwa rekanan ini tidak serius mengerjakan proyek yang sangat dibutuhkan masyarakat, coba kita bayangkan Desa Gunung Tua ini selalu jadi langganan banjir setiap tahun, tentu masyarakat sangat berharap agar pembangunan dek ini bisa dikerjakan dengan baik, jangan asal-asalan seperti yang ada sekarang. Pekerjaan ini seharusnya sudah mulai di bulan Agustus yang lalu, kenyataannya baru bulan November dikerjakan dan selesai tanggal 23 Desember, sementara kita lihat pekerjaannya hancur begini, ini namanya menghabisi uang rakyat,” sebut Kocu.

“Saya cukup kecewa dengan proyek seperti ini, saya juga bekas kontraktor, saya paham pekerjaan rekonstruksi, kalau pekerjaannya begini, jangankan musim hujan, air sajapun ditumpahkan disini bisa hancur ini,” tambah Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina itu.

Karena itu, Kocu meminta BPBD Pemkab Madina agar memerintahkan rekanan membongkar proyek itu. “Kami minta proyek ini harus dibongkar, kami tidak mau tahu apapun alasannya, ini sudah tidak benar lagi, Pemerintah kami minta supaya black list perusahaan ini, jangan lagi diberikan pekerjaan di Madina bagi rekanan yang hanya menguras uang rakyat,” pungkasnya.(red/Isk)

 

Tanggul di Bonan Dolok Jebol Petani Minta Perhatian Pemkab

BONANDOLOK (Malintang Pos) : Petani di areal persawahan Aek Sibontar Desa Bonandolok Kecamatan Siabu Kabupaten Madina mengeluh karena sawah mereka sering terendam banjir akibat tanggul penahan air sungai Aek Sibontar telah lama rusak.

Mereka berharap, Pemerintah Kabupaten Madina mengalokasikan anggaran pembangunan dek atau tanggul penahan air sungai yang sudah lama rusak, karena jika tanggul tak diperbaiki akan dapat merendam tanaman padi masyarakat.

Khairul Amin Rangkuti (43) salah seorang petani yang jadi korban tanaman padinya rusak akibat banjir belum lama ini kepada Wartawan, Kamis (8/12). Amin mengeluhkan tanaman padinya terancam gagal panen karena terendam banjir.

Ia menyebut, sawahnya sudah lama jadi langganan banjir karena tanggul penahan air sungai rusak, apalagi tanggul atau dek yang ada selama ini hanya berupa gundukan tanah yang dikerjakan petani secara manual.

“Selama ini kan tanggulnya hanya berupa tanah, disini belum ada beronjong, setiap turun hujan sawah kami jadi sasaran, bisa-bisa gagal panen seperti yang sering kami alami selama ini,” keluh Amin.

Amin bersama petani lainnya mengatakan, setiap hujan deras sawah mereka pasti tergenang dan tanaman padi sudah pasti jadi korban, kondisi ini berdampak pada jumlah produksi padi warga setempat.

“Otomatis hasil tani warga berkurang, kami sudah usulkan sama Kepala Desa agar disampaikan kepada Pemerintah, tapi sampai sekarang belum ada juga pembangunannya, harapan kami pemerintah agar segera membangun dek penahan air sungai di sepanjang tali air Aek Sibontar,” harap mereka.

Di tempat terpisah, tokoh pemuda setempat bernama Amri (26) meminta Pemerintah melalui Dinas Pertanian Pemkab Madina supaya memperhatikan kondisi areal pertanian masyarakat di Desa Bonandolok, sebab Desa Bonandolok salah satu Desa yang memiliki areal pertanian cukup luas di Kabupaten Madina.

“Desa Bonandolok salah satu Desa yang mempunyai lahan pertanian paling luas di Madina, tentu ini harus jadi perhatian Pemerintah, jangan hanya akibat tanggul sungai yang tidak ada, ratusan hektar areal pertanian warga terancam, apalagi kondisi ini sudah cukup lama terjadi. Kami berharap Pemerintah membangun tanggul atau dek penahan air sungai Aek Bontar guna menyelamatkan tanaman padi warga,” ujar Amri. (MN-01/Red)

Dagangan Monza di Panyabungan Kian Laris

Dua pria memilih pakaian di galeri pakaian bekas

PANYABUNGAN (Malintang Pos) : Penjual pakaian bekas atau yang lebih dikenal dengan “monza” di Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) semakin ramai atau menggeliat. Penjual monza ada di depan rumah warga maupun di pusat pasar tradisonal.

Seperti di pasar tradisional Huta Siantar, Kecamatan Panyabungan, kendati hanya berjualan sekali seminggu, keberadaan pedagang kian bertambah. Terlihat pembeli juga semakin ramai, apalagi ditambah perekonomian semakin sulit banyak warga beralih ke pakain bekas.

Saat ini, puluhan pedagang pakaian bekas jika hari Jum’at mulai memadati halaman bolak tempat mereka berjualan. Dagangan jenis pakaian, baju, celana hingga handuk itu semakin diminati warga.

Menurut pedagang, mereka rata-rata memperoleh keuntungan dari hasil jualnya mencapai Rp 100.000. “Itu hitungan bersihnya,” ungkap seorang pedagang yang mengaku boru Nasution pada wartawan, Jumat (2/12). Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dia sekali seminggu belanja pakaian monza ke Tanjungbalai, Sumatera Utara.

Sementara beberapa orang pembeli mengaku, bahwa pakaian asal luar negeri yang dibeli tidak kalah bagus dengan pakaian di toko-toko yang ada, bahkan harga jual pedagang diakui masih terbilang murah. (medan binsnis/zamharir rangkuti)

Café Maksiat dan Warung Remang-remang Akan Dihentikan

Antisipasi Penyebaran AIDS

PANYABUNGAN (Malintang Pos) : Pendekatan keagamaan dinilai sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menangani penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Madina.

Selain itu, Pemerintah Daerah (Pemda) juga akan menghentikan kegiatan warung remang-remang dan kedai-kedai malam yang menyediakan wanita penghibur, sehingga kedepannya Madina bisa sesuai dengan sebutannya Serambi Mekah dengan perilaku manusiawi.

Ada kemajuan-kemajuan pada setiap daerah biasanya diiringi oleh prilaku  yang tidak menentu terutama banyaknya tempat-tempat hiburan yang ujung-ujungnya akan membawa masyarakat terlibat dalam prilaku sex bebas.

“Untuk mengantisipasi penyebaran virus HIV/AIDS di Madina tidak ada jalan lain adalah dengan menghentikan kegiatan warung remang-remang dan kedai yang menyediakan wanita penghibur malam,” kata Bupati Madina Drs Dahlan Hasan Nasution di Panyabungan, pekan lalu.

Ia mengatakan, mengingat salah satu penyebab menular penyakit  tersebut kepada manusia disebabkan oleh hubungan seksual bebas. Untuk itu, Pemda dalam pengantisipasiannya akan melakukan pencabutan perizinan bagi usaha-usaha hiburan bila melakukan pelanggaran.Selain itu peranan orang tua dan para ulama juga sangat diharapkan dalam pencegahannya.

Para orang tua diharapkan agar memonitor pergaulan anaknya di lingkungan pergaulan agar nantinya tidak sampai terpengaruh dan terjerumus ke dalam pergaulan bebas.Sedangkan para ulama melalui MUI diprogramkan melakukan pengajian-pengajian dua kali setiap bulannya kepada masyarakat.

Dikatakan Bupati, mengingat Madina mempunyai peta potensi yakni potensi keagamaan dan potensi kejelekan, untuk itu kedua peta potensi ini harus didatangi dan diselesaikan dengan segera.

Dimana untuk potensi keagamaan adalah adanya potensi Hafiz-hafiz Alquran harus dikembangkan karena nantinya akan mengangkat harkat dan martabat Madina. Sedangkan untuk potensi kejelakan harus didatangi dan diselesaikan dengan segera sehingga tidak berjangkit ke daerah-daerah lain. (ant)

Jalur Jembatan Merah-Batang Natal Penuh Tumpukan Longsor

Longsor di jalur Jembatan Merah-Batang Natal pada hari Senin pekan lalu

PANYABUNGAN (Malintang Pos) : tingginya intensitas hujan dalam beberapa minggu terakhir ini sehingga jalan lintas Jembatan Merah Batang Natal di beberapa titik menagalami longsor utamanya Jembatan Merah Kecamatan Panyabungan Selatan sampai perbatasan Kecamatan Batang Natal yaitu putusan.

Yang paling memprihatinkan tepatnya pada hari Senin 28 November 2016 lalu longsor di wilayah putusan sekitar jam 3 sore para warga penumpang angkutan umum maupun yang memakai kendaraan pribadi sangat kesal di sebabkan pelayanan Dinas PU Provinsi sangat lambat yang akhirnya terjadi antrian mencapai 16 jam.

“Padahal jalan provinsi tersebut sudah bisa dirata-ratakan 3 menit kendaraan melewati jalan tersebut mulai dari kendaraan roda dua sampai roda sepuluh,” ujar Sukun Lubis kepada Malintang Pos baru-baru ini.

Warga Pantai Barat Kabupaten Mandailing Natal maupun Kecamatan Batang Natal sangat berharap kepada Dinas PU jalan dan jembatan Provinsi Sumatera Utara dapat mensiapkan alat berat di wilayah rawan longsor tersebut.

“Mengingat kondisi saat ini musim penghujan seharusnya dinas terkait menyediakan satu alat berat pada jalan lintas Jembatan Merah Batang Natal,” harapnya. (mhn)

Pembangun Tembok Penahan Di Simpang Talap Mulai Rampung

Sekcam Ranto Baek di bangunan tembok penahan Desa Simpang Talap

SIMPANG TALAP (Malintang Pos) : Desa Simpang Talap Kecamatan Ranto Baek Kabupaten Mandailing Natal yang jumlah KK nya mencapai 98 merupakan salah satu Desa yang bekas dihantam oleh banjir pada tahun 2010 yang lalu yang menhanyutkan belasan rumah warga.

Untuk mengatisipasi luaapan sungai masuk ke permukiman, warga Desa Simpang Talap menyepakati Dana Desa (DD) mereka dibangunkan untuk tembok penahan, mencapai 400 Cm dalam dua tahun ADD mereka, dimana pekerjaannya sekarang ini sudah mulai rampung.

Kepala Desa Simpang Talap Salamat Hasibuan yang dijumpai Malintang Pos baru baru ini mengatakan bahwa pembangunan tembok penahan untuk antisipasi luapan air sungai saat ini sudah mencapai 99% yang mana kegiatan tersebut di laksanakan bertahap mulai dari 2015 sampai 2016 ini.

“Dana pembangunan tembok penahan air sungai ini bersumber dari Dana Desa sejak Tahun 2015 hingga 2016 ini, dimana selain untuk tembok penahan luapan sungai sepanjang 250 meter juga dipergunakan untuk pembuatan rabat beton kesarana pertanian sepanjang 375 meter dengan lebar 2 meter,” jelasnya.

Ditempat terpisah ketika Malintang Pos meminta komentar Sekcam Kecamatan Ranto Baek Sori Pada Mulia,S.Sos.MM tentang penggunaan Dana Desa Simpang Talap dia mengatakan pembangunan tembok penahan Desa Simpang Talap sangat lah wajar karena Sungai Aek Simpang Talap sering meluap.

“Akan tetapi sesuai pemantauan kami masih kurang hampir sepanjang 50 meter lagi dimana, harusnya ada dua aitem pekerjaan satu tembok penahan dan pemasangan cor beton dinding suangi agar badan jalan menuju empat desa tidak terus terkikis.

Sekcam menambahkan kami beserta camat nantinya akan berkoordinasi dengan dinas terkait supaya tahun anggaran 2017 nanti dapat di bantu untuk pembangunan tembok penahan serta cor beton dinding sungai. (mhn)

Warga Ranto Panjang Serahkan Lahan Untuk Pembangunan SMP

Lahan-persiapan-pertapakan-SMP-4-Ranto-Baek-yang-dihibahkan-masyarakat-Desa-Ranto-Panjang

RANTO BAEK (Malintang Pos) : Demi untuk meningkatkan pendidikan tingkat SLTP di Kecamatan Ranto Baek Kabupaten Madina warga Desa Ranto menghibahkan lahan pertapakan seluas kurang lebih satu hektar kepada Pemda Madina Cq Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Ranto Panjang Karimuddin Nasution Kepada Malintang Pos baru-baru ini, dimana dia mengatakan bahwa penyerahan lahan pertapakan untuk pembangunan gedung sekolah setingkat SMP tersebut merupan hal yang wajar kalau mau pendidikan meningkat di salah satu wilayah.

‘Hal yang sangat wajar kami menyerahkan lahan tersebut kepada Dinas Pendidikan kabupaen Mandailing Natal, mengingat jarak tempuh menuju Ibu Kota Kecamatan yaitu Desa Manisak mencapai 17 Km dan kebutuhan untuk membangun SLTP adalah untuk empat desa yaitu Desa Gunung Godang, Desa simpang Nunur, Desa Ranto Panjang, dan Desa Gonting,” katanya.

Di tempat terpisah, Nasaruddin Lubis, S.Pd KUPT Dinas Pendidikan Ranto Baek kepada Malintang Pos mengatakan bahwa pihaknya sangat berterimakasih kepada masyarakat Desa Ranto Panjang yang telah menyerahkan lahan untuk pembangunan gedus SLTP.

“Sebagai jajaran pendidikan kecamatan kami sangat berbangga hati atas inisiatif Kepala Desa Ranto Panjang beserta warganya atas penyerahan lahan tersebut mudah-mudahan tahun 2017 nantinya Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal serta Dinas Pendidikan mengabulkan pembangunan SMP tersebut,” harapnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala SMP satu Ranto Baek Drs.Saiful Bahri, mudah-mudahan pembangunan SMP di Ranto Panjang terkabul agar keinginan warga empat desa terjawab.

“Kami sangat berharap kepada Dinas Pendidikan mengabulkannya apalagi lahan utuk persiapan pembangunan SPM 4 Ranto Baek telah di survey oleh jajaran dinas Pendidikan pada rabu 13 Nopember 2016 yang lalu,” katanya. (mhn)