NATAL(Malintangpos Online): “ Ngeri sekali Permainan Pembangunan Pengolahan Limbah RSUD Natal, sejak dibangun sampai sekarang tidak pernah di berfungsi,” Kalimat itulah yang terlontar dari salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal, kepada Team Wartawan Malintang Pos Group yang berkunjung ke daerah itu.
Namun, walaupun menelan biaya kurang lebih Rp 900.000.000,- aman-aman saja dari pengawasan Inspektorat, BPK Perwakilan Sumut, sehingga bangunan yang tadinya untuk pengolahan limbah dari RSUD Husni Thamrin Natal, justuru berubah menjadi gudang penyimpanan barang-barang milik rumah sakit itu sendiri.
Informasi tersebut disampaikan oleh Tokoh masyarakat Kecamatan Natal dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kepada Team Wartawan Malintang Pos Group, Selasa 28 Mei 2019 ketika melakukan Investigasi ke wilayah Pantai Barat.
Kata tokoh masyarakat yang mohon namanya jangan disebut, bahwa bangunan Pengolahan Limbah RSUD Kec.Natal adalah suatu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh rumah sakit, tetapi sayangnya kontraktor yang mengerjakan proyek yang menelan anggaran ratusan juta atau menjelang satu milyar itu tidak punya tanggung jawab dan kemungkinan proyek itu anggarannta “Dibagi-bagi “ kontraktor dan penyedia proyek kepada oknum-oknum untuk menutupi kasusnya.
Kata tokoh tersebut, yang sangat kita sayangkan sekali adalah salah satu oknum yang mengerjakan atau ikut sebagai pihak yang mengerjakan adalah putra Natal sendiri, tetapi entah kenapa dia membiarkan pengelahan limbah itu tidak berfungsi, saya juga bingung, bahaya sekali nanti buat masyarakat limbah RSU tidak baik, apalagi anggarannya dari APBD Madina pula, makanya kita heran dan terpaksa bungkam juga.
“ Tadinya saya tidak mau membicarakan bangunan pengelohan limbah RSU Natal itu, sebab nanti dibilang kita cerewet, tetapi saya kan warga Natal, tentu merasa terpanggil untuk memberikan informasi tersebut kepada Malintang Pos Group yang kita tau eksis membuat berita-berita,” ujarnya dengan nada kesal.
Ketua LSM.Merpati Putih Tabagsel Khairunnisyah kepada Malintangpos Online, mengaku kecewa dengan direktur RSUD Natal yang tidak mau melaporkan kondisi Pengelahan Limbah Rumah Sakit kepada Bupati atau Kepala Dinas Kesahatan dan Lingkungan Hidup ataupun ke DPRD khususnya DPRD dari Dapil 4 Madina.
Harusnya, anggota DPRD Madina dari Dapil 4 ikut bertanggung jawab, wakil rakyat kok ngak mengetahui anggaran ratusan juta terbuang percuma, hanya dijadikan gudang dan tempat tumpukan sampah dan mana tanggung jawab DPRD dan pihak rumah sakit juga.
“ Saya sangat yakin betul bangunan itu tidak diketahui oleh Bupati, tapi kemungkinan kalau DPRD nya pasti mengetahui, tetapi sayangnya bungkam dan menutup matanya untuk kepentingan kelangsungan rumah sakit daerah itu,” katanya.
Direktur RSUD Husni Thamrin Natal dr.Faizal yang dihubungi Via selular tidak mau mengangkat dan ketika di SMS dan WA juga sampai berita ini naik di Online, Selasa (28-5) pukul 13.50 Wib tidak memberikan jawaban ( NS/SN/Red)
Liputan : Nanda Sukirno/Suaib Nasution
Admin : Dina Sukandar Hasibuan,A.Md